Lewat Jumat Curhat, Polres Malang Tampung Aspirasi Keluarga Korban Kanjuruhan

Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana saat gelr Jumat Curhat di kawasan Stadion Kanjuruhan/RMOL
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana saat gelr Jumat Curhat di kawasan Stadion Kanjuruhan/RMOL

Polres Malang menampung seluruh aspirasi mayarakat tak terkecuali para keluarga korban Kanjuruhan.


Melalui Jumat Curhat, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana ingin mendengar, menanggapi, dan mencari solusi setiap permasalahan yang disampaikan.

Polres Malang berkesempatan untuk bertatap muka dengan Ibu Dewi Nawang Wulan, yaitu ibu dari Devito, korban yang mengalami luka pada jari tangannya saat Peristiwa Kanjuruhan, dan sampai saat ini masih trauma dengan peristiwa tersebut.

Ibu korban meminta agar dibantu untuk diberikan tim trauma healing ke rumah untuk membantu penyembuhan mental anaknya.

Mendengar permintaan itu, AKBP Putu Kholis menyampaikan bahwa tim Trauma Healing Polres Malang akan segera datang ke rumah, untuk membantu trauma yang dialami oleh Devino.

Selain keluarga korban kanjuruhan, hadir dalam kesempatan tersebut yaitu komunitas pedagang, petugas kebersihan, juru parkir, pengelola kios, hingga pengusaha permainan anak-anak.

Putu Kholis, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Jumat Curhat merupakan program Kapolri dalam rangka menerima kritik, saran dan masukan untuk kepolisian, terutama Polres Malang. Program ini juga digelar untuk mendengar, mencatat, dan mencari solusi setiap permasalahan di wilayah.

"Kehadiran kami di sini ingin menampung dan mencari solusi tentang hal-hal yang selama ini perlu kita carikan solusi," kata AKBP Putu di kios luar Stadion Kanjuruhan, Jumat (20/1).

Tak ingin melewatkan kesempatan, sejumlah perwakilan pedagang yang hadir langsung memanfaatkan momen itu untuk memberikan beberapa pertanyaan dan masukan dari wilayahnya.

Salah satu perwakilan pedagang, Awang (50) asal Kepanjen, menyampaikan bahwa kondisi perekonomian di seputaran Stadion Kanjuruhan pasca tragedi Kanjuruhan sangat sepi. Dia bersama pegiat usaha yang lain mengaku mengalami penurunan pendapatan secara drastis.

"Mohon dibantu mencarikan solusi untuk membangkitkan perekonomian di seputaran Stadion Kanjuruhan," ucapnya.

Senada dengan Awang, Oskar (55) perwakilan PKL Stadion Kanjuruhan, mengatakan bahwa saat ini sedang marak balap liar di jalanan sekitar Stadion Kanjuruhan yang sangat mengganggu aktifitas warga. Bahkan situasi malam minggu yang notabene hari paling ditunggu untuk berjualan, juga masih dipergunakan untuk balap liar.

Oskar menambahkan, selain pedagang, banyak pengguna jalan yang resah Karena selain membahayakan orang lain. Sejumlah remaja yang menonton balap liar juga kerap menutup akses keluar masuk stadion.

"Sehingga menghambat aktivitas pedagang maupun pengunjung, mohon bisa ditertibkan," ujarnya.

Putu menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan ijin khusus kepada komunitas maupun warga yang ingin menyelenggarakan kegiatan di seputaran stadion Kanjuruhan. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya agar perekonomian pedagang di seputaran stadion Kanjuruhan bisa naik kembali.

"Kami juga mendukung hal tersebut, semoga masyarakat nanti bisa main kembali ke kanjuruhan untuk refreshing, jalan-jalan ataupun belanja," ucapnya.

Terkait balap liar, mantan Kapolre Pelabuhan Tanjung Priok ini menyampaikan bahwa pihaknya melalui Satuan Lalu lintas (Satlantas) telah melakukan penindakan terhadap pelaku balap liar di sejumlah lokasi di Kabupaten Malang, diantaranya di jalur poros Lawang dan Jalibar Kepanjen.

Perwira menengah dengan dua melati di pundak itu juga berjanji, akan meningkatkan patroli kepolisian dan razia guna mengantisipasi kegiatan yang berpotensi balap liar maupun kegiatan gangguan ketertiban lainnya di wilayahnya.

"Mulai minggu ini akan kami turunkan tim gabungan bersama TNI, utuk melakukan penindakan terhadap balap liar di seputar Stadion Kanjuruhan," tandasnya.

Lebih lanjut dalam Jumat Curhat, Bayu Aji (45) perwakilan PKL asal Kepanjen menyampaikan, sebagai upaya untuk menarik pengunjung pihaknya bersama pegiat ekonomi kecil lainnya berharap agar ada penambahan ijin waktu ketika berjualan di seputaran wilayah stadion.

"Mohon agar ada penambahan waktu bagi kami untuk berjualan," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Putu mengatakan bahwa pihaknya bersama Camat Kepanjen, Rahmad Ihwanul Muslimin, sepakat untuk memberikan kelonggaran bagi para pedagang untuk menambah waktu berjualan hingga pukul 24.00 WIB.

"Monggo, silahkan bagi teman-teman PKL yang akan menambah waktu berjualan," ujarnya.

Suasana dialog pagi itu berjalan dengan atraktif dan menarik. Semua yang hadir cukup antusias menyimak paparan dan penjelasan dari Muspika dan pihak kepolisian.

Banyak hal-hal yang menjadi permasalahan perwakilan pedagang dan pelaku usaha kecil ditanggapi dan didiskusikan bersama secara hangat untuk mencari solusi terbaik.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres juga menyampaikan pihaknya bersama pemerintah Kabupaten Malang dan TNI terus berupaya melakukan penanganan tragedi Kanjuruhan termasuk dalam upaya-upaya pemulihan keluarga korban.

"Kami terus bergerak melakukan pendampingan terkait penanganan korban tragedi Kanjuruhan, baik kepada korban yang luka maupun trauma healing kepada keluarganya," imbuhnya.