Simpati ke Nasdem Semakin Besar Jika Didepak Dari Kabinet

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh/Net
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh/Net

Ada dilema yang cukup berat dirasakan Presiden Joko Widodo untuk merombak kader Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Bahkan, dilema itu jauh lebih berat dibandingkan mencopot menteri dari kader partai politik koalisi lainnya.


Pekan lalu, Presiden Jokowi dikabarkan akan melakukan perombakan kabinet alias reshuffle. Konon kabarnya, perombakan itu buntut sikap Nasdem yang mengumumkan mendukung bakal calon presiden Anies Baswedan.

"Nasdem bagi Jokowi itu ibarat simalakama, jika salah ambil tindakan maka bisa sangat fatal. Pilihan merombak Nasdem tidak semudah merombak partai lain," ujar Direktur Visi Indonesia Strategis Abdul Hamied melansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/2).

Dalam pandangan pria yang karib disapa Cak Hamied itu, ada sejarah panjang tentang kedekatan Jokowi dan Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem. Hal ini, yang membuat Jokowi dilema mencobot anak buah Surya Paloh di kabinet.

"Sejarah panjang kebersamaan Jokowi-Paloh sudah sangat kuat, ibarat kata anak sekarang; konco kenthel," katanya.

Walaupun, sambungnya, perombakan kabinet itu jika benar terjadi, bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi Nasdem dan Anies Baswedan.

"Jangan-jangan mendepak Nasdem, justru membuat simpati makin besar ke Nasdem dan kampanye gratis buat Anis Baswedan," pungkasnya.