Anak Surabaya Mengidap Diabetes Melitus Meningkat, Ini Harapan Wali Kota Eri

Eri Cahyadi/RMOLJatim
Eri Cahyadi/RMOLJatim

Kasus penyakit diabetes melitus yang dialami anak-anak di Surabaya ada peningkatan 8 kasus.


Terhitung dari tahun 2021 terdapat 176 kasus dan tahun 2022 ada 184 kasus.

Peningkatan penderita diabetes melitus yang diderita anak-anak ini dikarenakan faktor makanan. 

Sebab jajanan yang dimakan anak-anak di luar rumah juga tidak dipastikan semua bahannya aman dan sehat.

"Jadi memang Kebanyakan yang terjadi karena 80 persen itu makanan, bukan karena genetik. Karena pola makannya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (16/2).

Kendati demikian Wali Kota Eri mengaku saat ini hanya ia mendapatkan laporan sekitar 30 persen anak di Surabaya menderita diabetes melitus. 

"Kemarin laporannya cuman ada sekitar 30 persen. Pokoknya jumlahnya itu sekitar 50-an," ujarnya.

Menurutnya, penyakit genetik pada setiap manusia pasti ada yang lemah. Tetapi jika bisa mempertahankan pola makan dan hidup sehat, maka genetik tersebut bisa ditahan dan tidak menjadi parah.

"Sama seperti pola anak-anak ini, ketika gennya dia itu lemah di situlah peran orang tua. Maupun gennya kuat, kalau disikat seperti itu terus ya jebol. Kalau gennya lemah tapi tetap dijaga ya bisa bertahan," jelasnya.

Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah untuk para siswa agar bisa jajan di kantin. Di kantin juga ada UMKM yang menjual makanan dan Dinkes akan mengontrol apa saja makanan di sekah.

"Tapi ada lagi orang tua murid yang bilang untuk dibiarkan beli di luar. Kalau beli di luar, ya makanannya sudah tidak lagi sehat, tidak higienis, dan kandungannya tidak bisa dikontrol," ungkapnya.

Makanya mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini berharap adanya peran penting pengawasan makanan yang cukup ketat terhadap anaknya.

"Ini yang penting juga orang tuanya, karena konsumsi mereka itu jadi tanggung jawab orang tua juga. Karena diabetes itu kan ginjalnya sudah tak kuat yang disebabkan oleh makan gak karu-karuan. Makanan cepat saji habis itu kurang bergizi tinggi," pungkasnya.