Bangun Kemandirian Ekonomi Santri Lewat UMKM, Kiyai Muda Jatim Gelar Sarasehan Pesantrenpreneur di Gresik

Kemandirian ekonomi santri di Gresik
Kemandirian ekonomi santri di Gresik

Kiyai Muda Jawa Timur (Jatim) Dukung Ganjar terus berkomitmen membuat pesantren sebagai cikal bakal lahirnya UMKM baru. Dengan begitu, lapangan pekerjaan makin terbuka.


Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, relawan pendukung Ganjar Pranowo itu menggelar pertemuan bertema Sarasehan Pesantrenpreneur Membangun Kemandirian Ekonomi Santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Zainal Abidin Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Jumat (24/2/2023).

Koordinator Wilayah (Korwil) Kiyai Muda Jawa Timur Ali Baidlowi menyatakan pihaknya menggelar pertemuan sekaligus doa bersama agar UMKM di lingkungan ponpes dan warga sekitarnya bisa tumbuh dan berkembang sehingga nanti bisa membuat lapangan pekerjaan baru.

"Kami mengadakan Sarasehan Pesantrenpreneur di ponpes ini. Kami menjelaskan kepada santri dan warga sekitar pesantren bagaimana membuat UMKM dengan baik," ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Gus Ali ini mengatakan pesantrenpreneur bertujuan membangun minat para santri dan masyarakat di lingkungan pesantren agar mau berwirausaha dengan menciptakan UMKM. "Kami membangkitkan santripreneur dan pesantrenpreneur di sini salah satunya agar santri memiliki usaha setelah lulus nanti," kata setelah kegiatan sarasehan entrepreneur itu.

Menurut Gus Ali, pihaknya melihat di Desa Bungah ada 25 UMKM yang eksis dan bisa menghidupi satu desa. Contohnya, perajin peci songkok, rebana, dan beduk. Kemudian, dia mengajak para peserta sarasehan untuk bisa mengambil pelajaran mencontohnya. "Santri diharapkan bisa mengambil contoh itu dan terinspirasi untuk membuat usaha setelah nanti lulus," ungkapnya.

Dalam sarasehan tersebut, dijelaskan tentang awal membuat usaha yang baik hingga memperkenalkan UMKM di Desa Bungah, Gresik, agar para santri mendapat masukan dan referensi untuk menciptakan UMKM kelak setelah lulus dari pesantren.

"Kami beri wawasan dahulu. Ketika tahu cara bekerja dan memanage yang baik, buat organisasi dan usaha yang baik, para santri akan terbiasa. Kedua, kami kenalkan UMKM tersebut yang menjadi referensi bagi mereka untuk membuat UMKM sehingga tercipta lapangan pekerjaan," ujar Gus Ali.

Pria asal Bojonegoro ini berharap para santri dan warga di sekitar ponpes tersebut bisa mengambil pelajaran dan referensi agar ke depan sukses membangun UMKM.

"Kami berharap santri dan warga sekitar sering menghadiri sosialisasi soal UMKM agar nanti Indonesia, khususnya di Jawa Timur, banyak berkembang UMKM dan memberikan banyak lapangan pekerjaan," katanya.

Pembina Pondok Pesantren Zainal Abidin Bungah Muhammad Zainal Arifin mengatakan sarasehan ini penting untuk diikuti untuk menambah pengetahuan dan wawasan santrinya agar tertarik berkecimpung di dunia UMKM. "Acara ini luar biasa. Sangat menarik sekali. Semoga apa yang diniatkan dapat terwujud," ungkapnya.

Zainal menekankan bahwa sarasehan dengan tema tentang kemandirian ekonomi melalui UMKM ini bisa menjadi awal agar pikiran para santri terbuka akan kemungkinan berwirausaha setelah lulus dari pesantren.

"Dengan adanya sarasehan dengan tema ini memberikan keyakinan bahwa pendidikan pondok pesantren tidak menutup kemungkinan santri bisa berwirausaha, bahkan menjadi pengusaha sukses," katanya.

Untuk mendukung santri menjadi pengusaha ke depannya, pengelola pesantren sudah menyiapkan program ekstrakurikuler pembuatan rebana dan keterampilan jahit-menjahit untuk bekal mereka.

"Selama ini, kami memberikan kegiatan ekstrakurikuler semacam menjahit dan membuat rebana. Dari bekal yang kami diberikan ini, semoga para santri bisa mengaplikasikan ke depan," katanya.