Posisi Partai Golkar akan semakin kuat jika bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Pasalnya, Golkar memiliki rangking tinggi dibandingkan Nasdem, PKS dan Demokrat.
- Jelang Musda Golkar Jatim, Ketum Bahlil Lahadalia Sowan ke KH Ali Mashuri di Ponpes Bumi Sholawat
- Golkar Siap Bahas RUU Perampasan Aset Tindak Lanjuti Perintah Prabowo
- Optimalisasi Potensi Zakat Mal, Golkar Dorong Pemkot Surabaya Perkuat Ketahanan Ekonomi Keluarga
Namun, hal itu terjadi jika Presiden Joko Widodo merestui Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
“Kalau misalkan Jokowi, minta ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) maka posisi PKS dan Demokrat akan kalah pengaruh oleh Golkar,” kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/3).
Dia menambahkan, Golkar akan mengubah konstelasi dan peta politik di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
“Kalau Golkar ke perubahan, ya mengubah konstelasi politik di koalisi perubahan,” imbuhnya.
Namun demikian, Ujang berpendapat, Golkar tidak akan pindah haluan ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Sebab, ada Anies Baswedan akan menjadi ganjalan Golkar untuk bergabung ke koalisi tersebut.
“Jadi Golkar hanya menghadiri saja silaturahmi saja menjalin komunikasi politik saja bukan untuk gabung ke Perubahan,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jelang Musda Golkar Jatim, Ketum Bahlil Lahadalia Sowan ke KH Ali Mashuri di Ponpes Bumi Sholawat
- Golkar Siap Bahas RUU Perampasan Aset Tindak Lanjuti Perintah Prabowo
- Optimalisasi Potensi Zakat Mal, Golkar Dorong Pemkot Surabaya Perkuat Ketahanan Ekonomi Keluarga