Mudik dan Pembangunan Wilayah

Suasana mudik di jalan raya/Net
Suasana mudik di jalan raya/Net

GEMA takbir dan suara bedug bertalu-talu menjadi penggerak hati untuk rindu mudik bukan hanya terjadi di Indonesia. Mudik untuk bertemu orang tua, kakek nenek, mertua, sanak saudara, dan kerabat dekat. Bersilaturrahmi. Mempererat persaudaraan. Memperpanjang umur dan kebahagiaan.

Dengan perkiraan jumlah pemudik lebaran sebanyak 123,8 juta jiwa tahun 2023, maka momentum mudik menjadi sarana distribusi hasil-hasil pembangunan yang penting, bukan hanya di bidang perekonomian, melainkan juga membangun semangat rasa persatuan dan kesatuan, serta memperbesar rasa saling bertoleransi dalam beragama dan perbedaan paham. Berbhinneka tunggal ika, tanhana dharma mangrua.

Salah satu kemajuan penting yang dipraktikkan oleh pemerintah antara lain adalah pertama dengan memperlancar antrian masuk kapal penyeberangan, yaitu dengan cara menambah kapasitas dan jumlah pelabuhan penyeberangan orang dan barang.

Kedua, menyelesaikan tahapan pembangunan jalan tol di daratan. Ketiga, memperbanyak pembangunan jembatan penyeberangan dan mengecor panjang jalanan yang mudah berlubang serta bergelombang, memperhalus jalan, memperlebar jalanan yang semula sempit, maupun memperbanyak rambu-rambu tanda jalan khususnya membantu kelancaran perjalanan malam hari.

Tempat-tempat mudah longsor dan rawan kecelakaan lalu lintas mendapat perhatian dan perbaikan tambahan. Keempat, beberapa pasar tumpah yang menaikkan kemacetan perjalanan di darat telah dibenahi, misalnya mengubah arus lalu lintas, menambah lokasi parkir, menambah jumlah pasar tradisional. Kelima, rest area dan SPBU bertambah, jumlah lokasi wisata baru bertambah.

Tentu saja tidak ada gading yang tidak retak, namun yang paling menarik adalah semakin terdapat kepastian yang lebih baik untuk terjadinya kemajuan dalam pembangunan wilayah. Kondisi ini sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan dan kelancaran moda transportasi. Memperbesar pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, sekalipun tujuan untuk meningkatkan investasi jangka menengah dan jangka panjang masih jauh untuk menggunakan momentum budaya mudik sebagai model penggerak kemajuan pembangunan di daerah.

Model pembangunan tersebut mungkin tidak kalah penting dibandingkan model pembangunan sarjana penggerak pembangunan pedesaan, atau pun gerakan pulang kembali ke kampung halaman untuk membangun pedesaan, selain perkotaan.

Hallo effect seperti flexing (pamer) dari pemudik dalam perspektif yang positif saja, itu memang membangkitkan urbanisasi dari pedesaan ke perkotaan, namun selama kaum urban masih dapat mudik, kemudian persoalan antrian semakin hari dapat terpecahkan, maka mobilitas penduduk dapat berdampak positif untuk pemerataan pembangunan nasional dan daerah.

Kecemburuan sosial antar daerah dan kelompok sesungguhnya dapat diperbaiki dengan membangun keterbukaan tips-tips teknik meraih keberhasilan dan pencapaian kesuksesan.

Penyebaran invension yang bersifat positif tersebut, sesungguhnya dapat secara elegan memperbaiki pembangunan, termasuk di Papua yang sedang banyak konflik. 

Penulis adalah peneliti Indef, yan juga pengajar di Universitas Mercu Buana.