Diving di Nusa Penida, Sajikan Pari Manta di Depan Mata

Diving di Nusa penida
Diving di Nusa penida

Pulau Bali adalah serpihan surga yang jatuh ke bumi. Julukan itu tak berlebihan, karena setiap sudut Pulau Dewata merupakan destinasi wisata yang memanjakan mata. Salah satunya di Nusa Penida.


Nusa Penida dikenal sebagai salah satu pulau kecil yang merupakan bagian dari Provinsi Bali. Ada banyak aktivitas seru yang bisa dihabiskan seperti menyelam.

Di Nusa Penida ada 13 titik populer penyelaman. Satu diantaranya yang menjadi lokasi favorit penyelam adalah Manta Point. Disini, wisatawan tidak hanya puas menikmati pemandangan lautnya yang menawan, penyelam yang beruntung juga bisa menyaksikan ikan pari manta yang begitu besar.

Ikan pari manta (manta birostris) adalah spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai hampir tujuh meter. Pari manta belakangan dikategorikan sebagai dekat dengan ancaman oleh IUCN, karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah, tetapi pada masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam punah.

Dikalangan penyelam, spot Manta Point merupakan titik primadona yang mudah dijangkau lokasinya. Tak heran jika setiap pekan ribuan wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi destinasi ini.

"Nusa Penida merupakan salah satu titik penyelaman terbaik yang ada di Bali. Lokasinya mudah dijangkau, hanya sekitar 30 menit dari Sanur dengan transportasi speed boat," ujar wisatawan asal Jakarta, Ricky Joseph Pesik, saat mengunjungi Nusa Penida akhir pekan lalu.

Komisaris Utama PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ini mengaku, sudah 28 tahun menggeluti hobi menyelam. Sejumlah spot menyelam di Indonesia sudah pernah ia selami.

"Bagi saya, menyelam di Nusa Penida ini meninggalkan kesan yang sangat istimewa, karena dititik blue corner terdapat ikan matahari atau ikan mola-mola. Selain itu, keindahan bawah laut di Nusa Penida juga sangat indah," ungkapnya.

Pada trip kali ini, Ricky bersama sejumlah koleganya. Diantaranya Direktur Logistik Batu Bara di Jakarta, Yohanes Pratondo, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono dan wisatawan asal Jerman Lucy Szhulze.

Menurut Lucy yang baru pertama kali menyelam di Nusa Penida mengaku sangat terkesan. Dia merasa sangat gembira dapat melihat ikan pari manta yang sangat besar berenang bebas.

"Airnya sangat jernih, sehingga bisa melihat dengan jelas ikan pari manta dan mola. Saya pasti akan kesini lagi untuk menyelam. Saya sangat terkesan dan menyenangkan," ujarnya.

Bali, kata Lucy, merupakan pulau yang sangat indah bukan hanya spot selamnya saja. "Selain keindahan alamnya, keramahan masyarakatnya  juga sangat luar biasa. Sungguh sangat bersahabat dan pelayanan trip yang istimewa," katanya, sembali memberikan skor 9 dalam skala 10 untuk titik penyelaman di Nusa Penida.

Sementara bagi Yohanes Pratondo, sudah sebanyak 15 kali ia menyelam di Nusa Penida. Setiap penyelaman pasti menciptakan kesan yang luar biasa.

"Menyelam merupakan olahraga yang menyenangkan, setengahnya rekreasi. Bisa melihat aneka satwa laut meski kita tidak bisa mengatur mau ketemu apa. Tapi oke, visibility (jarak pandang) oke, karang-karangnya bagus," terangnya.

Jika wisatawan ingin ke titik penyelaman di Manta Point, wisatawan dapat menggunakan transportasi perahu motor dari Pantai Mertasari atau Pantai Semawang di kawasan Sanur. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 30 menit.

Setiap penyelam, diwajibkan mentaati peraturan yang dikeluarkan operator menyelam atau dive center seperti Bali Fun Diving (BFD).

"Sebelum menyelam, ada beberapa formulir yang harus diisi. Disana ada ketentuan untuk beberapa keadaan fisik," ujar Dive Master BFD, Agus Wirawan.

Agus mengatakan, mengisi formulir sebelum menyelam berguna untuk mengetahui kondisi fisik penyelam, baik yang pemula maupun yang telah mempunyai sertifikat menyelam. Seperti mampu berjalan sekian meter hingga riwayat kesehatan, diantaranya mempunyai penyakit asma ataupun jantung. 

Hal ini dilakukan agar penyelam dapat menyelam dengan aman ketika melakukan olahraga berbahaya tersebut.

"Kalau punya penyakit jantung tidak boleh menyelam. Kalau punya asma, apakah asmanya itu mengganggu atau tidak tentu kita akan minta keterangan dari dokter. Calon penyelam juga harus membawa surat dari dokter bahwa asma atau jantung itu tidak berbahaya untuk melakukan penyelaman atau diperbolehkan melakukan penyelaman," jelasnya.

Dia menjelaskan, menyelam merupakan olahraga berbahaya tapi aman, karena sebelum melakukan penyelaman disamping mengisi formulir pernyataan, penyelam pun dilengkapi peralatan hingga teknologi keamanan dan keselamatan bila terjadi sesuatu di kedalaman laut.

"Dikategorikan sebagai olahraga berbahaya itu mempunyai keuntungan. Karena otomatis perhatian, keseriusan, kehati-hatian semakin tinggi. Apalagi untuk menjadi penyelam, seseorang perlu mengikuti kursus sertifikasi berbagai level. Untuk pemula kita sebut open water certification,” terang pria yang menjadi Dive Master sejak 2000 ini.

Terpisah, pemilik operator diving BFD, Verly Vee mengatakan, banyak wisatawan menggunakan jasanya untuk mengantarkan dan mengawal penyelam di beberapa lokasi. Bahkan beberapa waktu terakhir, perusahaannya memperoleh peningkatan konsumen yang ingin menggunakan jasanya pasca Covid-19 berakhir.

“Setelah tidak adanya PCR Required di bandara, jumlah wisatawan yang akan diving meningkat tajam. Bagi wisatawan yang ingin menyelam di Nusa Penida, dapat merogoh kocek sekitar Rp2.750.000 untuk mendapatkan layanan penyelaman di tiga titik yang ditentukan oleh konsumen, atau bisa melihat di  @balifundiving