Bertemu PM Malaysia, Gubernur Khofifah Sampaikan Pentingnya Implementasi Islam Washatiyah untuk Ciptakan Harmoni di Tengah Keberagaman 

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara khusus memenuhi undangan pertemuan silaturahmi antara tokoh perwakilan sebelas tokoh Islam dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia YAB. Dato' Seri Anwar Ibrahim di Hotel Four Season Jakarta, Senin (4/9) malam.


Di sela agenda PM Malaysia Anwar Ibrahim jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, pihaknya menyempatkan diri untuk mengundang sejumlah tokoh Islam di Indonesia. Salah satu undangan tersebut termasuk Gubernur Khofifah yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU. 

Dalam pertemuan yang juga dihadiri mantan Ketum PP Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin tersebut, mereka banyak berdiskusi tentang perkembangan Islam di dunia global. 

 Mengawali pengantar silaturrahim  PM Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa beliau  berupaya memaksimalkan implementasi ajaran Ahlussunnah wal jama'ah dengan Madzhab  Syafi'i di Malaysia. Beliau memaksimalkan proses tersebut dengan menambahkan pembelajaran Kitab Arbain nawawy di dalam kurikulum Sekolah agar ajaran - ajaran Islam yang Rahmatan lil Alamin dapat tersampaikan dengan benar sejak dini.

 "Jadi ada hal-hal yang menurut saya sangat berseiring dengan apa yang menjadi prinsip dasar metodologi pemahaman keagamaan yang diajarkan   NU dan tentu Muslimat NU serta kaum sunni di dunia .  Dan itulah yang beliau lakukan saat ini," tukasnya.

Ditambahkan, salah satu yang juga menjadi diskusi adalah tentang konsep Madani yang aktif diterapkan oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim.

Untuk itu, secara khusus Khofifah mengapresiasi penerapan konsep  Madani tersebut. Menurutnya, konsep madani merupakan wujud implementasi penerapan perspektif Islam wasthatiyah yang merupakan basis utama dari implementasi  ahlussunnah wal jamaah.

"Konsep  madani yang beliau kembangkan di Malaysia adalah bentuk penerapan perspektif washatiyah. Islam wasthatiyah bersikap adil dan tidak memihak. Islam Wasthatiyah bersikap terbuka bijak kepada sesama," ungkapnya.

Cara pandang tersebut, kata Khofifah, mengandung nilai-nilai yang adil, hidup harmoni di tengah masyarakat yang beragam serta dinamis. Sehingga, akan terbangun lebih dekat dan lebih luas baik melalui privat to privat (p to p) maupun  government to government (g to g). 

Lebih lanjut, alasan Khofifah menyambut baik konsep  madani juga selaras dengan empat pilar ahlussunah wal jamaah  yang menjadi pedoman dasar jam'iyah Nahdlatul Ulama yang dikenal mabadi khoiro ummah yaitu tawasuth  (moderasi), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan al i'tidal  (adil). 

Ke depan, Khofifah berharap konsep  madani yang digagas PM Anwar Ibrahim dapat diterapkan untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh masyarakat. Sehingga kekhawatiran akan terjadinya disintegrasi suatu bangsa mampu dicegah.     

"Menjadi motor penggerak Islam yang ramah, moderat dan toleran melalui perspektif wasthatiyah dalam menjaga dan memuliakan Alquran serta mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya. 

Tidak hanya berbincang soal perkembangan Islam washatiyah di Indonesia dan Malaysia, memanfaatkan momentum bertemu dengan PM Malaysia, Gubernur Khofifah juga turut mempromosikan keunggulan-keunggulan Jatim. Ia bahkan menawarkan kepada Malaysia untuk berinvestasi di Jawa Timur. Khususnya di sektor kesehatan.

"Kepada PM Anwar Ibrahim, saya secara khusus menyampaikan undangan untuk berkenan mengunjungi ke Jawa Timur. Gayung pun bersambut, PM Anwar Ibrahim berencana akan mengagendakan datang ke Jawa Timur antara lain akan berkunjung ke pesantren. Semoga ada kabar baik dalam waktu dekat," pungkasnya.

Sementara itu, Tokoh Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin mengungkapkan alasan mengundang Khofifah karena dianggap sebagai sosok perempuan muslim yang berpengaruh sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU di Indonesia. 

"Alhamdulillah delegasi 11 tokoh Islam di Indonesia diterima PM Malaysia. Salah satunya adalah Ibu Khofifah sebagai Ketum Muslimat NU yang sengaja diundang sebagai pimpinan organisasi perempuan Islam terbesar di Indonesia," tegasnya Din Syamsuddin.

"Dalam kesempatan ini terjadi percakapan yang akrab serius dan santai. Kita berharap hubungan Indonesia dengan Malaysia semakin meningkat baik antara rakyat dengan rakyat maupun antara pemerintah dengan pemerintah atau G to G," tegasnya. 

Senada dengan Khofifah, Din Syamsuddin juga menyampaikan pentingnya pengimplementasian konsep  Madani dan moderasi bagi sebuat bangsa. Sebab wawasan Madani bagi masyarakat dan negara akan menguatkan ikatan mereka dalam wawasan global.

"Beliau memberikan sambutan positif bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia akan ditingkatkan secara nyata dalam visi kebangkitan Islam yang dimulai dari Indonesia dan Malaysia. Dan beliau juga menyampaikan baik PM Malaysia tentang wawasan Islam Indonesia  yang menerapkan Islam Washatiyah yang berbasis akidah Ahlussunah Wal Jamaah yang akan menjadi ciri keberagaman umat Islam dan Malaysia," pungkasnya.