Soal SLB Diurus Kemensos, Risma Sudah Temui Menag, Belum ke Mendikbudristek

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengusulkan agar pendidikan inklusif atau sekolah luar biasa (SLB) menjadi ranah Kemensos. Mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku sudah berdiskusi Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.


Hasilnya Menag Yaqut Cholil Qoumas mempersilahkan langkah Mensos Risma untuk segera membahas dan menindaklanjutinya.

"Aku wes ngomong sama pak Menag Yaqut, beliau mengatakan, monggo bu, silakan," kata Mensos Risma dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (17/9).

Sedangkan kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim, Risma belum melakukan diskusi.

"Belum ngomong ke pak Mendikbudristek, pak Nadiem," jelasnya.

Langkah Mensos Risma agar pendidikan inklusif atau SLB menjadi ranah Kemensos itu merespons Anggota Komisi VIII dari Fraksi Demokrat Nanang Samodra yang bertemu seorang wanita di Kabupaten Lombok Utara yang memiliki anak dengan penyandang disabilitas.

Perempuan itu masih usia produktif dan sudah tidak memiliki suami. 

Di satu sisi, ia harus bekerja mencari uang. Di sisi yang lain, anaknya harus didampingi.

"Anak ini kalau sekolah harus diantar oleh orang tuanya, tidak mungkin dilepas begitu saja dan ditunggu," kata Nanang.

Perempuan yang dimaksud bekerja serabutan sebagai pembantu dari pedagang cilok di sekitar sekolah anaknya.

Dia juga hanya bisa mengantar anaknya sekolah 2-3 hari dalam seminggu. 

Pasalnya, dia keberatan jika harus menyewa jasa ojek Rp25-30 ribu sekali jalan setiap hari.

"Barang kali ibu menteri bisa mencarikan solusi, kira-kira hal seperti ini akan seperti apa. Karena tidak hanya satu, tapi banyak saya temui," pungkas Nanang.