SMAK St Agnes Surabaya Gelar Festival Budaya, Proses Pembelajaran Kearifan Lokal

Kegiatan festival budaya di SMAK St Agnes Surabaya
Kegiatan festival budaya di SMAK St Agnes Surabaya

Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) St. Agnes Kota Surabaya menggelar Festival Budaya dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-60, di Gedung Merah Putih Komplek Balai Pemuda Surabaya, Jumat (20/10).


Dalam kegiatan tersebut, para pelajar SMAK St. Agnes menampilkan ragam kebudayaan daerah yang ada di Indonesia melalui sajian tampilan kesenian. Seperti musik, drama, hingga fashion show busana adat. 

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono. Bahkan, sebelum kegiatan dibuka, para tamu undangan di kirab oleh pasukan penari Remo yang disusul oleh para pelajar serta tenaga pendidik yang menggunakan busada adat dari berbagai macam suku.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMAK St. Agnes Kota Surabaya, Lusia Yekti Handayani mengatakan bahwa melalui kegiatan Dies Natalis ke-60 atau yang lebih dikenal sebagai gelaran Lustrum XII, pihaknya ingin mengenalkan proses pembelajaran melalui kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Indonesia. Mengingat para pelajar yang ada di SMAK St. Agnes berasal dari beragam suku yang ada di Indonesia. 

“Mereka belajar tentang kearifan lokal dari daerahnya masing-masing. Tetapi, mereka juga belajar tentang kearifan lokal dimana mereka menempuh pendidikan, yaitu Surabaya. Sebelumnya, mereka telah melakukan studi pustaka, lalu terjun di masyarakat untuk belajar kearifan lokal yang ada di Surabaya,” kata Lusia.

Saat terjun di lingkungan masyarakat, mereka belajar mengenal dolanan atau permainan khas Surabaya, kesenian, dan sejarah yang berkaitan dengan karakter Kota Pahlawan. Karenanya, hal paling menarik saat mereka melakukan tinjauan ke lapangan adalah ketika mengunjungi Kampung Lawas Maspati.

“Contoh dolanan, ditempat mereka juga ada. Filosofinya sama, cara bermainnya sama, hanya saja namanya yang berbeda,” ujar dia.

Ia melanjutkan bahwa para penduduk setempat juga menanam sejumlah tanaman, hingga melakukan proses pengolahan secara bersama-sama dengan warga yang lainnya. Lalu menjadikan bahan makanan untuk dipasarkan sehingga mampu meningkatkan ekonomi penduduk setempat.

“Maka Surabaya sangat tepat menjadi tempat laboratorium pembelajaran. Contoh mereka memasarkan produk dari Kampung Lawas, membuat inovasi dari makanan yang pernah mereka pelajari. Termasuk belajar bersama komunitas Begandring Soerabaia untuk mengenal isu-isu sejarah, mulai dari Sumur Jobor hingga mengenal tempat kelahiran Ir. Soekarno,” lanjutnya.

Meski demikian, Lusia mengaku bahwa kurikulum Merdeka Belajar mampu mendorong para siswa-siswi SMAK St. Agnes Kota Surabaya untuk semakin mengenal kebudayaan Bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan ajaran Ki Hadjar Dewantara, yakni anak-anak Indonesia akan semakin tumbuh berkembang ketika telah mencintai kebudayaannya. 

“Belajar tentang kepahlawanan akan semakin membuat mereka mencintai NKRI serta budaya asalnya. Di kurikulum Merdeka Belajar mereka difasilitasi tentang Project Profil Penguatan Pelajar Pancasila (P5), mereka diajak untuk mendalami kearifan lokal,” ujar dia. 

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada SMAK St. Agnes yang telah menggelar Festival Budaya. Sebab, melalui gelaran tersebut, para pelajar turut menunjukkan jiwa kebangsaan dan sikap toleransi.  

“Saya sangat bangga dengan para pelajar SMAK St. Agnes karena ini sangat luar biasa. Mereka mengenakan asal-usulnya melalui baju adat, hingga tampilan pertunjukan. Apalagi, Balai Pemuda adalah tempat berkumpulnya para pemuda tanpa memandang suku, agama, dan ras untuk menjunjung tinggi NKRI,” kata Wali Kota Eri. 

Senada hal tersebut, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengapresiasi SMAK ST. Agnes atas gelaran Festival Budaya pada Dies Natalis ke-60 yang mengangkat seluruh kebudayaan, kesenian, hingga kuliner dari berbagai macam suku di Indonesia. Apalagi, Kota Surabaya yang selalu mengedepankan kemajemukan dan keberagaman. 

“Saya sangat senang dan memberikan apresiasi terhadap seluruh kelurahan besar SMAK St. Agnes yang sudah merayakan Dies Natalis ke-60 atau Lustrum XII. Di dalam pertunjukan tadi juga menampilkan spirit dan nilai-nilai untuk memperkuat kebhinekaan, keberagaman, sekaligus toleransi,” pungkasnya.