Ogah Berubah


NEGERI ini kian carut-marut. Oligarki tambang merajalela, rakyat kian merana. Eksploitasi sumberdaya alam ugal-ugalan tanpa kejelasan batasan. Jalur langsung oligarki ke rezim penguasa membuatnya mudah melakukan apa saja.

Mereka tak pernah takut pada keresahan rakyat karena mereka selalu dilindungi penguasa. Mereka tak pernah hirau nasib rakyat karena menganggap itu urusan penguasa. Bagi mereka, beri saja insentif ke penguasa, selanjutnya habis perkara.

Tak perlu disebut siapa saja oligarki tambang itu. Sebab, keberadaan mereka sudah jadi rahasia umum. Mereka adalah orang-orang super kaya yang selama ini tak menginginkan perubahan. Mereka hidup di zona nyaman selama bertahun-tahun.

Mengeruk sumberdaya alam adalah pekerjaan mereka sehari-hari. Membangun mafioso tambang berkedok murni bisnis adalah taktik mereka selama ini. Mereka menikmati hasil pengerukan tambang, justru di saat yang sama sebagian besar rakyat hanya jadi penonton.

Ada pembelaan begini. Oligarki itu juga rakyat, lho! Memang, oligarki juga rakyat, tapi, mereka adalah oknum rakyat yang telah diistimewakan oleh rezim penguasa. Oligarki macam ini adalah orang-orang tamak, favorit rezim. Orang-orang yang sudah diberi konsesi mengeruk sumberdaya alam dengan alasan demi pemasukan negara.

Tentu, ada transaksi soal ini. Oligarki jadi bohir rezim, rezim jadi pelindung mafioso tambang itu. Take and give. Menerima dan memberi. Sama-sama aman, sama-sama nyaman. Saling melindungi, saling berbagi.  

Bagi oligarki dan rezim, perubahan adalah horor. Perubahan merupakan kata yang dihindari. Hidup bertahun-tahun di zona nyaman membuat mereka ogah berubah. Bagi mereka, perubahan bakal merampas kenyamanan. Bagi mereka, perubahan sangat menakutkan.

Agar tak terjadi perubahan, maka oligarki ramai-ramai mengusung siapa yang disodorkan rezim. Mereka ini memanggul siapapun yang direstui rezim, demi melanjutkan zona nyaman. Sikap anti-perubahan sudah sangat jelas. Diam-diam, mereka membiayai para pemengaruh (influencers), menyebar pesan, mengajak rakyat untuk tidak berubah.

Periset di Surabaya