Hasil Survei LSRI, Prabowo-Gibran Berpotensi Menang Satu Putaran di Pilpres 2024

Hasil Survei LSRI, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 44,1 persen/RMOLJatim
Hasil Survei LSRI, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 44,1 persen/RMOLJatim

Prediksi kemenangan Prabowo-Gibran itu terlihat dari rilis hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Republic Institute, Minggu (26/11).


Dari hasil survei yang digelar 3 November-13 November 2023 menunjukkan tingkat keterpilihan (elektabilitas) Prabowo-Gibran mencapai 44,1 persen. 

Angka itu naik dibanding Juni 35,3 persen dan September 39,3 persen. 

Angka tersebut diprediksi akan naik terus hingga menjelang hari pemungutan suara Pemilu 2024. 

Apalagi, masa kampanye dimulai pekan depan, yakni 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

"Puncak elektabilitas biasanya terjadi menjelang coblosan. Kalau ada tren naik, ada keajekan (konsistensi, red) akan naik," kata Dr Sufyanto, peneliti utama The Republic Institute dikutip Kantor Berita RMOLJatim menjawab pertanyaan mengenai peluang Prabowo-Gibran menang satu putaran saat pemaparan hasil survei capres-cawapres melalui zoom meeting, Minggu (26/11).

Dalam paparan itu, Sufyanto juga mengungkap dukungan rakyat kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud). 

Berada di urutan kedua, pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3 mendapatkan suara 27,2 persen.

Menurut Sufyanto, angka tersebut mengalami penurunan cukup tajam dibanding survei pada September sebesar 34,9 persen. 

Urutan paling bawah ditempati Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 hanya mendapat dukungan suara 25,2 persen. 

Namun angka tersebut mengalami kenaikan dari survei bulan September lalu sebesar 22,8 persen.

Sedang mereka yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebesar 3,5 persen. 

"Menyimak tren yang terjadi hanya Prabowo, baik sendiri maupun setelah berpasangan (dengan Gibran Rakabuming Raka) terus konsisten mengalami kenaikan," sebut Sufyanto.  

"Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sendiri maupun berpasangan masih mengalami fluktuasi dukungan pilihan,” sambung dia.

Di balik menguatnya dukungan kepada Prabowo-Gibran, Sufyanto menyebut ada sejumlah faktor. Ini diketahui dari hasil survei yang dilakukannya.

Pertama, menurut Sufyanto, dukungan pilihan ke Prabowo-Gibran cenderung naik terus secara konsisten karena partai pengusung solid dan kuat. 

Bahkan dukungan itu sampai ke akar rumput.

"Apa yang diputuskan elit partai diikuti oleh para pemilihnya," tandas Sufyanto.

Terbaca dari hasil survei itu bahwa pilihan pemilih partai pada pasangan Prabowo-Gibran dimulai dari dukungan pilihan Partai Gerindra sebesar 77,1 persen.

Disusul Partai Demokrat (75,2 persen); Partai Golkar (70,5 persen); PAN (64,9 persen) dan ditambah dukungan pilihan dari partai lain. 

Kedua, masih kata Sufyan, narasi yang digunakan Prabowo adalah jalan tengah. Tidak menjelekkan lawan maupun Pemerintahan Jokowi.

"Karakter pemilih Indonesia itu tidak ingin calon pemimpin bertipe konfrontatif," jelas dia.

Ketiga, lanjut Sufyan, pemilih menilai duer Prabowo-Gibran sebagai pemimpinan kombinasi tua dan muda.

"Di balik itu, ada juga yang percaya bahwa dukungan Jokowi jatuh pada Prabowo-Gibran. Ini persepsi publik ya, bukan statamen elit politik," tandas dia.

Lantas, bagaimana dengan dukungan parpol pengusung pasangan Ganjar-Mahfud? Menurut  Sufyanto, PDI Perjuangan (PDIP) terbaca paling solid.

Ia memaparkan pilihan pemilih partai pada pasangan Ganjar-Mahfud adalah PDIP (79,7 persen), PPP (56,9 persen), Hanura (33,3 persen), dan Perindo (66,7 persen). 

"PDIP paling solid," tegas dia.

Sedang dukungan pilihan ke pasangan Anies-Muhaimin, berdasarkan temuan riset mengalami fluktuasi.

Pilihan pemilih partai pada pasangan Anies-Muhaimin paling tinggi Nasdem sebesar 67,7 persen. Lalu PKB (63,3 persen), dan PKS (77,1 persen)

Sebagai informasi, survei nasional yang dilakukan The Republic Institute pada 3 - 12 November 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia. 

Survei ini lanjutan dari survei nasional pada Juni dan September 2023 lalu. 

Riset lanjutan ini dengan jumlah 1.400 sampel awal demham penambahan di Pulau Jawa sebesar 400 sampel sehingga total 1.900 (wighted analysis). 

Pulau Jawa diposisikan sebagai medan laga kunci (key battleground), agar didapatkan informasi dan data lebih mendekati kebenarannya.

Teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling, dengan Margin of Error (MoE) sebesar 2,62 persen dengan analisa pembobotan (weighted analysis).

Teknik pengambilan data juga menggunakan survei tatap muka. Yakni, menggunakan Kuesinel oleh surveyor terlaltih dan dilakukan spotcheck oleh supervisi senilai 20 persen.