Pentingnya Gagasan

Rosdiansyah/Ist
Rosdiansyah/Ist

MEMBANGUN Indonesia tidak bisa dengan joget ria. Apalagi joget sekadar lucu-lucuan untuk menarik perhatian pemilih. Maksud hati menghibur pemilih, yang terlihat malah aneh bin norak. Kekonyolan dipertontonkan, mirip badut tak lucu. Jauh sekali dari perilaku pendiri bangsa yang telah menunjukkan wibawa serta mampu memikat massa tanpa perlu berjoget.

Mereka mendidik rakyat melalui gagasan yang dipidatokan. Bukan melalui joget. Karena mereka tahu, bahwa joget tidak bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat. Joget hanya hiburan sesaat. Usai joget, rakyat masih tetap sengsara. Selesai joget, rakyat masih menderita. Sungguh bukan perilaku pendiri bangsa, yang justru lebih suka menebar gagasan.  

Gagasan adalah senjata utama pendiri bangsa kita. Mereka tumbuh kembang ditempa situasi. Larut bersama rakyat sehari-hari. Merasakan derita dan nestapa rakyat. Lalu merumuskan situasi itu dan menjawabnya dengan gagasan kemerdekaan, membangun republik. Itulah sebabnya, republik kita adalah republik yang dibangun dari gagasan besar.  

Dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan wadah yang menyimpan gagasan-gagasan besar tersebut. Di dalamnya tersimpan gagasan tentang religiusitas, persatuan, kemanusiaan, keadilan, kesejahteraan dan kerakyatan. Seluruh gagasan ini menjadi pemandu kehidupan bernegara sekaligus kehidupan bermasyarakat. Dan seluruh calon pemimpin bangsa wajib menjabar gagasan-gagasan besar itu dalam program yang ditawarkannya kepada pemilih. Jangan cuma joget lucu-lucuan!    

Ingatlah, sejarah pendiri bangsa adalah sejarah pertarungan gagasan. Soekarno menebar gagasan nasionalisme. Hatta mengurai gagasan kedaulatan rakyat. Tan Malaka menyemai gagasan pentingnya negara berbentuk republik. Mohammad Natsir meneguhkan gagasan integrasi nasional. Sjafruddin Prawiranegara menegaskan gagasan mata uang republik. Djoeanda Kartawidjaja menggulirkan gagasan negara kepulauan. Seluruh pendiri bangsa adalah pionir gagasan.    

Oleh karena itu, sesungguhnya Indonesia dibangun dari gagasan besar. Bukan dibangun dengan joget. Jika hanya dengan joget atau dansa, tak mungkin negeri ini bebas dari penjajahan. Bila hanya sekadar ajojing agar siapapun yang melihat jadi terhibur, mungkin negeri ini tak akan lepas dari kolonialisme. Maka, para pemilih saat ini harus sadar dan mulailah kritis pada para calon pemimpin yang cuma bisa joget tapi tanpa gagasan.

Peneliti di Surabaya