HKI Jatim Dorong Pendidikan Vokasi Link and Match Dengan Dunia Industri

Wakil Ketua Bidang Kemitraan dan Hubungan Kelembagaan International HKI yang juga Direktur Operasi PT SIER, Lussi Erniawati,
Wakil Ketua Bidang Kemitraan dan Hubungan Kelembagaan International HKI yang juga Direktur Operasi PT SIER, Lussi Erniawati,

Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Wilayah Jawa Timur (Jatim) kini tengah menyiapkan pendirian SMK Mitra Industri pertama di Jawa Timur. Dengan berdirinya sekolah ini, nantinya diharapkan bisa menjadi jawaban atas tantangan ketersediaan tenaga kerja, yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan industri.


Untuk mendapatkan gambaran pendirian sekolah ini pengurus Himpunan Kawasan Industri (HKI) Jawa Timur pada pekan lalu mengadakan benchmark ke SMK Mitra Industri MM2100, yang berdiri di Kawasan Industri MM2100 di Bekasi, Jawa Barat.

Wakil Ketua Bidang Kemitraan dan Hubungan Kelembagaan International HKI yang juga Direktur Operasi PT SIER, Lussi Erniawati, mengatakan kunjungan ini terasa istimewa karena Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah bersama Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker Indah Aggoro Putri sangat memberi perhatian dengan turut hadir secara langsung. Bahkan Menaker Ida Fauziyah ingin agar di Jawa Timur bisa segera ada SMK Mitra Industri seperti yang ada di Kawasan Industri MM2100.

"Kami menyambut baik keinginan Ibu Menteri. HKI Jatim siap mendorong lahirnya SMK Mitra Industri. Pada kesempatan pertama adalah menciptakan iklim pendidikan termasuk didalamnya kurikulum yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri saat ini dengan SMK yang sudah ada. Kedepan, kami dorong seluruh kawasan industri yang tergabung di HKI Jatim untuk membantu menyiapkan lahan untuk replikasi SMK Mitra Industri milik Kawasan Industri MM2100 tersebut. Untuk SIER, besar kemungkinan akan kami letakkan di PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) yang merupakan kawasan industri di bawah manajemen SIER," ujar Lussi.

Menurut dia, keberadaan SMK Industri ini sangat dibutuhkan. Sebab SMK yang sudah ada masih dirasa belum bisa menjawab sepenuhnya kebutuhan industri. Masih banyak lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, terutama tentang pembangunan karakter pribadi yang membutuhkan disiplin dan integritas sesuai iklim kerja.

Menaker Ida Fauziyah, mengatakan sekitar 12 persen pengangguran di Indonesia, saat ini didominasi oleh lulusan sarjana dan diploma. Menurutnya, besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.

"Kita masih punya PR (Pekerjaan Rumah) bahwa jumlah pengangguran lulusan sarjana dan diploma masih di angka 12 persen karena tidak adanya link and match. Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma dan sarjana,” jelas Ida usai memberi pengarahan di depan Pengurus HKI Jatim saat kunjungan di SMK Mitra Industri MM2100.

Sementara itu Ketua Yayasan Mitra Industri Mandiri, H. Darwoto, sebagai pengelola SMK Mitra Industri MM2100 menyambut baik niatan HKI Jatim untuk mereplikasi. SMK Industri ini, lanjut Darwoto, bisa menjadi jawaban bonus demografi yang akan terjadi ledakan pada lima tahun yang akan datang. Diprediksi lima tahun lagi jumlah pekerja akan meledak, sementara jumlah pekerjaan jika tidak banyak akan menjadi masalah serius.

Darwoto mengatakan, saat ini SMK Mitra Industri MM2100 telah direplikasi di Pati, Jawa Tengah. Sekolah ini diberi nama SMK Mitra Industri 02. “Ibu Menaker ingin ada SMK Mitra Industri 03 di Jawa Timur. Dan HKI Jatim juga siap mendorong terwujudnya hal tersebut, penyusunan kurikulum, pengajar, dan kesesuaian laboratorium praktek juga akan dipandu oleh industri-industri di kawasan, bukan hanya link and match tapi juga match and link,” tegas Darwoto yang juga Wakil Ketua HKI ini.

Di SMK Mitra Industri MM2100 memiliki beberapa program keahlian. Yakni: teknik elektronika industri, teknik sepeda motor, teknik instalasi tenaga listrik, teknik kendaraan ringan, teknik pemesinan, akuntansi, perhotelan, and teknik kimia industri. Setiap program keahlian, ada beberapa spesialisasi yang bisa dipilih siswa.

“Di sekolah ini juga menerapkan enam bahasa. Selain Indonesia, ada Bahasa Cina, Jepang, Jerman, Belanda, and Inggris,” jelas Darwoto.

HKI Jatim saat ini, kata Darwoto, terus melakukan penjajakan dan membuat konsep seperti apa nantinya SMK Industri ini. Jika penjajakan dan konsep itu sudah jadi, akan menyosialisasikannya kepada para tenant. “Yang pasti, Ibu Menteri ingin SMK Industri ini bisa segera terbangun di Jawa Timur,” tandasnya.