Gelar Sub PIN Polio Putaran Kedua, Ketua TP PKK Rini Indriyani Targetkan 100 Ribu Lebih Imunisasi per Hari

Teks foto: Rini Indriyani/ist
Teks foto: Rini Indriyani/ist

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio serentak di 31 Kecamatan, Senin (19/2). 


Pelaksanaan Sub PIN Polio kali ini, adalah putaran yang kedua untuk anak usia 0-8 tahun kurang satu hari di Kota Surabaya. 

Digelarnya SUB Pin Polio putaran kedua ini adalah untuk melengkapi imunisasi Polio yang diselenggarakan pada putaran pertama, 15-21 Januari 2024 lalu. 

Berdasarkan surat edaran (SE) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nomor: 400.7.7.2/2763/436.7.2/2024, Sub PIN Polio putaran kedua akan digelar selama seminggu, mulai 19-25 Februari 2024. 

Pada pelaksanaan Sub PIN Polio kali ini, dipantau secara langsung oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani. 

Di kesempatan ini, ia meninjau mengunjungi pelaksanaan Sub PIN Polio di Posyandu Rosella di Balai RW 10, Kelurahan Ploso Timur, Kecamatan Tambaksari. 

Ketua TP PKK Rini Indriyani berharap, Sub PIN Polio Putaran kedua ini bisa mencapai target 100.000 lebih dalam sehari. 

Ia mengatakan, Sub PIN Polio putaran pertama, sebelumnya bisa sampai melebihi target 100.000 dalam sehari.

“Saya berharap semua anak-anak di Kota Surabaya wajib untuk mengikuti Polio. Karena kita melihat dari efeknya apabila terkena Polio, dia bisa lumpuh seumur hidupnya, maka dari itu jika (imunisasi) sudah ikut, yang kedua juga harus ikut. Kalau yang pertama dapat, kemudian yang kedua nggak dapat, nanti nggak maksimal,” kata Rini dalam keterangan resmi yabg diterima Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (20/2).

Rini menyampaikan kepada seluruh orang tua untuk tidak perlu khawatir atau ragu dengan imunisasi Polio ini. 

Sebab imunisasi ini aman bagi anak, dan baik untuk mencegah terjadinya kelumpuhan terhadap anak akibat penyakit Polio. 

Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu menjelaskan, efek dari Polio akan berdampak buruk bagi anak, kalau tidak dilakukan pencegahan sejak dini. 

Karena bila terjangkit, maka anak akan mengalami kelumpuhan total. 

Tentunya, kelumpuhan itu akan akan berdampak tidak baik bagi masa depan anak-anak di Kota Surabaya. 

“Ini gejalanya cukup cepat ya, langsung lumpuh itu. Terkadang, orang tua itu tidak sadar, dianggapnya penyakit biasa, padahal efeknya adalah dia lumpuh. Kalau sudah lumpuh, tidak bisa disembuhkan, itu lah yang kita hindari, kita cegah,” pungkasnya.