Tujuh Penyelenggara Pemilu di Jember, Meninggal Dunia Saat Tahapan Pemilu 2024

Foto; petugas KPPS saat melaksanakan tugas pada hari H pencoblosan. ( RMOLJatim).
Foto; petugas KPPS saat melaksanakan tugas pada hari H pencoblosan. ( RMOLJatim).

Hingga saat ini,  Selasa (20/2) Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Kabupaten Jember, mencatat sedikitnya ada 7 orang penyelenggara Pemilu di Jember, meninggal dunia selama masa tahapan pemilu 2024. 5 orang diantaranya adalah anggota KPPS dan 2 orang lainnya adalah anggota Skretariat PPS dan Anggota Linmas. 


Mereka ada meninggal dunia sebelum dan sesudah masa pencoblosan, Rabu (14 Februari 2024) dan ada meninggal pasca pencoblosan.        

 "5 orang Anggota KPPS itu, 2 orang meninggal dunia di Bulan Januari dan 3 orang meninggal dunia sebelum pencoblosan bulan Februari 2024," Koordinator Divisi SDM, Parmas dan Sosdiklih KPU Kabupaten Jember, Andi Wasis, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (20/2).

Dijelaskan Andi,  kelima anggota KPPS Meninggal itu, ada 2 orang  yang meninggal dunia di bulan Januari 2024,  yakni Muhamad Hafifi, warga Desa Pace Kecamatan Silo. Dia meninggal dunia, beberapa jam setelah dilantik, karena bunuh diri. Selain itu, Fafan Andrik, warga  kelurahan Jember Lor, kecamatan Patrang, karena sakit.     

Sedangkan 3 orang lainnya meninggal dunia jelang pencoblosan, bulan Februari kemarin, yakni Rani Asih Anggraerni, warga kelurahan Jember lor Kecamatan Patrang, Risca Ayu Wulandari warga Desa Gumukmas Kecamatan Gumukmas serta Abd. Latif Ismail, warga kelurahan Kaliwates, kecamatan Kaliwates.

Sedangkan, yang meninggal dunia pada H (14 Februari 2024) adalah anggota Skretariat PPS Desa Weringinagung Kecamatan Jombang, Mustaqim. Dia meninggal dunia, karena kesetrum saat cek sound di TPS 35 Desa Wringin Agung. Selain itu, ada yang meninggal dunia pasca pemungutan suara, Anggota Linmas Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari, Rasul. 

"Mereka meninggal dunia, karena sakit, diduga kelelahan saat menjalankan tugas," katanya.

Andi wasis menambahkan, masih ada beberapa, yang hingga saat ini, kondisi anggota KPPS masih sakit dan masih menjalani perawatan. Namun untuk yang sakit, pihaknya tidak mengetahui mereka dirawat inap di mana saja. Namun ada, satu orang anggota KPPS di Kecamatan Pakusari.

"Kami sudah mengantisipasi, supaya mereka mendapatkan layanan kesehatan gratis, dengan didaftarkan pada JKN BPJS Ketenagakerjaan," katanya. 

Langkah antisipasi ini, berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pemilu sebelumnya, karena banyak anggotanya dibawah, yang mengalami kecelakaan kerja baik berat atau pun ringan. Seperti sakit hingga meninggal dunia, pasca penyelenggaraan pesta demokrasi.


ikuti update rmoljatim di google news