Aktivitas Gunung Anak Krakatau diperkirakan tidak akan menimbulkan tsunami susulan seperti pada 22 September lalu.
- Wali Kota Eri Siapkan Wisata Perjuangan Surabaya
- Fondant Giraffe, Buah Tangan Kreasi Baobab Safari Resort
- Temui Disbudpar Jatim, Tom Liwafa Minta Polemik Tiket Wisata Tumpak Sewu Segera Diselesaikan
"Anak Gunung Krakatau posisinya dekat dengan permukaan laut sehingga magma yang keluar bersentuhan langsung dengan air laut. Letusan surtseyan posisi di permukaan sehingga potensi sangat kecil untuk memicu tsunami," ujar Purbo dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Menurutnya, pada Jumat (28/12) sekitar pukul 14.18 WIB, terpantau aktivitas puncak Gunung Anak Krakatau berkurang dari sebelumnya yang diperkirakan 338 MDPL menjadi sekitar 110 MDPL.
"Dengan sisa volume tubuh Gunung Anak Krakatau yang hanya sekitar 40-70 juta meter kubik (m3), potensi kecil untuk longosoran besar," ujarnya.
Purbo menambahkan, adanya aktivitas hanya memunculkan letusan surtseyan. Itu pun letusannya terjadi di dalam laut dan kecil menimbulkan tsunami.
"Dengan jumlah volume yang tersisa tidak terlalu besar, maka potensi terjadinya tsunami relatif kecil, kecuali ada reaktivasi struktur patahan atas sesar yang ada di Selat Sunda," ungkapnya.
Walaupun kecil potensi terjadinya tsunami susulan, Purbo menjelaskan status Gunung Anak Krakatau masih berstatus Level III alias Siaga. Jadi bagi warga yang beraktifitas di sekitar gunung tersebut diharapkan waspada dan berhati-hati.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kalender Pariwisata dan Budaya Lamongan 2023 Dilucurkan, 39 Agenda Siap Menanti
- Empat Fakta Ekowisata yang Salah Kaprah Dipahami
- Dukung Timnas Indonesia Berlaga di Surabaya Tak Lengkap Jika Belum Beli Oleh-oleh ke SKG Reborn