Tim dokter RSU dr Soetomo berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet dada dan perut erut asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Azila dan Aqila. Operasi yang diprediksi berjalan selama 12 jam itu ternyata memakan waktu lebih cepat.
- Sidak Piala Menpora, Kapolri Pastikan Prokes Diterapkan Secara Ketat
- Pasien Sembuh Covid-19 Masih di Atas 2 Ribu, Kasus Aktif Turun Lagi
- ositif Covid-19 Di Lampung Capai 8.919 kasus
"Alhamdulillah operasi yang kami prediksi 12 jam bisa lebih pendek karena dapat ridho dari Allah SWT. Kami lebih hati-hati dan pengalaman tim kami. Jadi dari lamanya operasi menjadi lebih cepat. Jam 12.00 WIB persis bayi sudah terpisah dan selamat keduanya. Kurang-lebih 6 jam," kata dr Agus di RSU dr Soetomo, Surabaya, Rabu (14/8).
Menurut dr Agus, kondisi kedua bayi itu saat ini dalam keadaan sehat. Saat ini sedang dilakukan proses penutupan bagian tubuh setelah dilakukan pemisahan.
"Kondisi terakhir kedua bayi sehat dan saat ini rekonstruksi dada dan kulit, sehingga tampak lebih cantik," imbuhnya.
Dikatakan dr Agus, salah satu tindakan medis yang sulit adalah tim dokter mendapati penutup bagian tubuh milik bayi tersebut memang berbeda. Untuk itu, pihaknya melakukan rekayasa medis, dan menghindari adanya tambalan.
"Kesulitannya memang satu, menutup dinding dada dan menutup kulit dan satunya lagi dibikin rekayasa. Mereka ditutup dengan kulitnya sendiri tanpa tambal-tambal dari yang lain. Yang paling utama primer dari kulitnya sendiri," katanya.
Dijelaskannya, kedua bayi memiliki organ yang lengkap. Hanya, Azila tidak memiliki selaput jantung. Namun hal ini bisa diatasi.
"Luas luka lebih lebar yang Aqila. Setiap individu kembar siam, meskipun dempet, tapi berbeda. Kelihatan dari luar sama, tetapi organ di dalam berbeda. Jadi, kalau sudah terpisah, Aqila dan Azila berbeda perawatannya," pungkasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tembus 41 Kasus Baru Covid-19, Situbondo Ranking Satu Persentase Lonjakan di Jatim
- Dinkes Gresik Bangun Labkesmas Canggih Senilai Rp 5,3 Miliar
- Ilmuwan Temukan Mikroplastik dalam Darah Manusia untuk Pertama Kalinya