Berkat Program UPPO dari Kementerian, Petani Sebut Pupuk Organik Lebih Ekonomis dan Berkualitas

Ilustrasi pupuk organik/net
Ilustrasi pupuk organik/net

Program Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) dari Kementerian Pertanian (Kementan) memberi manfaat bagi para petani di Jawa Timur (Jatim). 


Selain meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani, pupuk organik juga dianggap cocok dengan kultur tanah di Jatim.

Seperti disampaikan Mikmik, 47, petani asal Desa Lebak, Bawean, Kabupaten Gresik, yang mengaku sebelumnya menggunakan pupuk kimia produksi industri. Namun, kata dia, pupuk kimia tidak cocok dengan kultur tanah di wilayahnya rusak, dan tidak efisien dalam bertani.

"Saya dulu pernah pakai pupuk kimia, tapi lama kelamaan tanah jadi rusak dan hasil panen juga tidak bagus. Akhirnya saya coba pakai puouk organik, ternyata tanah bisa lebih bagus dan buah hasil panen juga bagus," kata Mikmik, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat, (21/10)

Mikmik mengaku mulai beralih menggunakan pupuk organik, tidak lepas dari peran UPPO yang digulirkan pemerintah. Di mana para petani digembleng melalui pelatihan untuk memproduksi pupuk organik, agar tidak ketergantungan terhadap pupul subsidi dari pemerintah. 

"Menurut saya memang lebih bagus pakai pupuk organik. Sehingga petani juga tidak bergantung menunggu bantuan pupuk subsidi dari pemerintah yang seringkali sulit (didapat). Akibatnya mengganggu pertanian saat masuk musim tanam," ujarnya.

Menurut Mikmik, membuat pupuk organik cukup mudah dengan biaya ekonomis. Bahan bakunya juga mudah didapat dan ada disekeliling para petani, seperti dari kotoran sapi. Caranya, kotoran sapi diracik dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air secukupnya dan lima sendok makan gula pasir dan EM4. 

Ibu dua anak itu pun menyarankan bagi para petani konvensional agar beralih menggunakan pupuk organik. Kata dia, hal ini menjadi solusi bagi petani agar tidak ketergantungan pada pupuk kimia. 

"Petani konvensional memang harus beralih ke pupuk organik, ya ini satu-satunya solusi bagi petani agar lebih mandiri dan produktif. Karena kalau pupuk kimia yang di pakai, pasti bakal merusak alam, tanah tidak gembur lagi, hasil panen juga gak maksimal, berbeda dengan organik," katanya.

Mikmik berharap pemerintah terus gencar mensosialisasikan kepada petani untuk beralih menggunakan pupuk organik. Ia berharap program Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) terus ditingkatkan lebih luas hingga ke daerah pelosok. 

"Kalau di sini sudah banyak petani sudah terbantu karena UPPO, ya pakai organik, karena memang manfaatnya sangat dirasakan dan pastinya lebih bagus dari pupuk kimia," ujarnya.

Seperti diketahui, Kementan terus berupaya mengkampanyekan agar petani menggunakan pupuk organik, untuk keberlangsungan aktivitas pertanian berkelanjutan. Sehingga terus berproduksi walau dihadapkan tantangan perubahan iklim ekstrim global dan persoalan lainnya. 

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap Kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat," ujar Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, pada bulan Juli lalu.

Meskipun tidak dipungkiri sebagian besar petani hingga saat ini kesulitan, dan butuh waktu untuk melakukan peralihan dari pupuk kimia ke pupuk organik. Padahal, berapa ahli sudah menyarankan penggunaan pupuk organik sebagai salah satu solusi, yang dapat memberikan petani banyak keuntungan, di samping dapat menekan biaya, pupuk organik dianggap tidak merusak kesuburan tanah.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news