Dapat Beasiswa Ke Jerman- Mahasiswa Asal Pandeglang Ini Terkendala Biaya

RMOLBanten. Provinsi Banten seolah tidak pernah kehabisan talenta muda berbakat . Setelah sebelumnya dua warga Pandeglang mendapat beasiswa ke Amerika Serikat untuk bidang olahraga. Menyusul pemuda asal Pandeglang lainnya Fahmi Faturrohman memperoleh beasiswa pendidikan di Jerman.Namun masalah klasik pembiayaan mengancam Fahmi gagal terrbang ke Jerman.


Fahmi mendapatkan beasiswa karena prestasi akademik selama masa kuliahnya di kampus UPI Bandung cukup bagus. Beasiswa yang diterima Fahhmi ini berupa  pendidikan gratis dan uang saku, namun tidak ada ongkos pemberangkatan.

Disampaikan alumnus SMAN 4 Pandeglang tersebut,  dirinya patut berbangga bisa memperoleh beasiswa tersebut, mengingat ia menjadi orang Pandeglang pertama yang mendapat beasiswa ke Jerman tersebut.

"Bangga bisa terpilih, ini sekaligus membuktikan bahwa biarpun saya dari kampung yang tinggalnya di Carita kedalam lagi, tapi saya bisa, bahkan menyisihkan orang-orang dari Kota-kota besar yang notabene mereka pinter-pinter," katanya, Jum'at (29/6).

Fahmi menuturkan bahwa dirinya nanti di Jerman akan ditempatkan di Pädagogische Hochschule (Universitas Pendidikannya Jerman), di Kota Heidelberg.

"Rencana pemberangkatan nanti 30 september, disana nanti tinggal di Kota Heidelberg, negara bagian Baden-Württemberg, di Studentenwohnheim atau asrama mahasiswa gitu," ujarnya.

Namun, diakui Fahmi bahwa beasiswa yang diterimanya tersebut bukan beasiswa secara penuh, hanya mendapat pendidikan gratis dan uang saku selama tinggal di Jerman dan tidak termasuk untuk biaya pemberangkatan ke Jerman.

"Iya, beasiswa itu hanya pendidikan gratis dan living-cost disana. Kalau untuk biaya pembuatan visa dan tiket itu diserahkan ke masing-masing," tandasnya.

"Untuk biaya berangkat sama bisa rencananya mau gadai sawah, karena orang tua saya selama itu positif dan apalagi ini untuk pendidikan mereka pasti akan memperjuangkannya" tambahnya.

Fahmi berharap perhatian dan kepedulian dari pemerintah setempat agar bisa membantu dirinya mengurangi beban orang tuanya untuk bisa memberangkatkan dirinya ke Jerman.

"Saya yang cuma dari kampung, dari Carita dan anak pensiunan guru agama pasti lah sangat terkendala masalah biaya. Mengingat saya kuliah di UPI Bandung pun lewat jalur beasiswa Bidikmisi. Berharap ada kepedulian dari pemerintah setidaknya untuk membantu saya untuk mengurangi beban orang tua untuk membiayai saya berangkat ke Jerman," harapnya.

Sementara itu, akademis Banten Atih Ardiansyah menyatakan pemerintah daerah harus terlibat membantu Fahmi yang terkendala biaya. Bagaimanapun mahasiswa yang berangkat kesana mengenalkan daerahnya. Poin ini mesti jadi alasan mengapa pemerintah tidak boleh menutup mata.

"Mahasiswa asal daerah yang studi ke luar negeri, beasiswa pula, semestinya dikapitalisasi oleh pemerintah daerah agar menjadi motivasi dan inspirasi bagi siswa atau mahasiswa yang lainnya," tambahnya.

Atih pun meminta kepada pemerintah untuk turut serta peduli terhadap prestasi putra daerahnya tanpa ada alasan ketiadaan anggaran untuk bisa memberikan apresiasinya terhadap putra daerah berprestasi.

"Pemerintah mesti tanggap, kerangka berpikir pemerintah daerah tidak mesti bantuan itu bersumber dari APBD. Pemerintah sangat bisa mengusahakan, mencari pendonor dana, misalnya pemerintah memiliki akses ke perusahaan, ada CSR dan lain-lain. Framenya ga mesti APBD, tapi mereka optimalkan akses dan kekuasaan yang mereka miliki," pungkasnya. [dzk

ikuti terus update berita rmoljatim di google news