RMOLBanten. Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Desa Kareo Bersatu (FMKB) melakukan aksi demonstrasi di depan PT Kenda, Senin (27).
Dalam aksinya mereka menuntut tenaga kerja asing yang dipekerjakan diperusahaan tersebut untuk dikembalikan ke negaara asalnya. Selain itu, tuntutan mereka salah satunya meminta agar perusahaan mempekerjakan warga sekitar di dalam perusahaan.
- YLPK Apresiasi Sikap Kehati-hatian Polda Jatim Tak Terbitkan Rekomendasi Kejuaraan Pacuan Kuda di Pasuruan
- Lestarikan Alam, Bupati Tuban Ajak Santri Menanam Pohon di Kawasan Hutan Lindung
- Berprestasi di ASEAN Para Games Kamboja 2023, Gubernur Khofifah Beri Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya dan Tali Asih Pada Atlet dan Pelatih Jatim
"Adanya Yayasan Security yang awalnya menjadi jembatan masyarakat dan perusahaan dalam tenaga kerja security tidak menjadi solusi, malah menambah masalah," katanya.
Selain itu teriak Abnas, adanya dugaan oknum internal (managemen perusahaan) dan eksternal (oknum masyarakat) yang menjual-jual pemerintah desa yang seolah menjadi agen atau calo penerimaan karyawan PT Kenda.
"Perusahaan tidak tanggap terhadap usulan pemerintah desa dalam penerimaan karyawan pribumi,†katanya berapi-api.
Disampaikan Abnas, aksi dipicu dari perusahaan yang tidak menghargai bahkan menginjaka-injak harkat dan martabat masyarakat Desa Kareo yang direfresentasikan pemerintah desa dibuktikan dengan tidak adanya kepastian untuk diskusi maupun audiensi antara Desa dan perusahaan.
"Itu karena sudah massifnya dugaan suap/sogok oleh calo-calo karyawan di PT. Kenda menjadikan masyarakat gerah, resah dan kecewa sangat fatal,†tukasnya.
Masih menurut Abnas, modus skill, kompetensi, umur menjadikan modus perusahaan tidak menerima tenaga kerja pribumi, sehingga proses tes hanya formalitas, padahal ada kewajiban training setiap perusahaan. Selain itu jumlah tenaga kerja asing tidak bisa dibendung dan dibiarkan leluasa bekerja disana.
"Stop pelibatan tenaga kerja asing yang diduga menyalahi ijin tinggal di indonesia berkaitan dengan visa wisatawan tetapi dalam aktualnya dijadikan sebagai Karyawan,†ungkapnya.
Aksi yang berlangsung sekitar dua jam, akhirnya diterima oleh Alvi dan Suryanto yang menjabat sebagat HRD PT Kenda. Dihadapan para peserta aksi, keduanya berjanji akan menyampaikan tuntutan warga untuk dikonsultasikan kepada manajeman perusahaan.
"Tentu apa yang menjadi tuntutan warga kami akan sampaikan kepada pimpinan yang menjadi top management,†katanya.
Berkaitan dengan tuntutan tenaga kerja pribumi, jika melihat dari data yang dia dapat sudah ada sekitar 50 persen tenaga kerja pribumi yang sudah dipekerjakan di perusahaan tersebut. Sayangnya ketika dimintai data pegawai dan tenaga kerja asing yang bekerja di PT Kenda, keduanya tidak dapat menunjukan data tersebut.
"Apalagi tadi saya dengar ada calo, tidak ada saya sampaikan yang mau bekerja disini tidak ada calo," imbuhnya.
Setelah ditemui pihak perusahaan, dan berjanji akan mengakomodir apa yang menjadi tuntutan warga, akhirnya massa meninggalkan perusahaan. Kepada Alvi dan Suryanto massa mengancam, jika apa yang menjadi tuntutan FMKB tidak di dengar maka mereka akan melakukan aksi lebih besar lagi minggu depan.
"Ingat bu, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar,†teriak massa mengancam seraya berangsur meninggalkan lokasi demo. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tak Miliki Dokumen, PMI Asal Gresik Dideportasi dari Malaysia
- HUT ke-24, Khofifah Apresiasi Peran BAZNAS Salurkan Zakat Produktif untuk Kesejahteraan Masyarakat
- Aktivis Kritik Minimnya Promosi World Superbike Mandalika