Partai Demokrat akan menjadi besar jika memilih untuk berada di jalur oposisi sebagai penyeimbang pemerintah pada periode kedua Presiden Joko Widodo ini.
- KPU Gresik Tetapkan Paslon Niat dan QA Sebagai Kontestan Pilkada 2020
- Jokowi Tinjau Lumbung Pangan dan Resmikan Bendungan Napun Gete di NTT
- Dimulai Pekan Ketiga Mei, Permenkes Vaksinasi Gotong Royong Segera Terbit
"Apabila Demokrat berani berdiri sebagai oposisi dan sukses menjalankan tugasnya secara baik sebagai penyeimbang pemerintah, Demokrat akan menjadi lebih besar," kata
Ditambahkannya, partai politik di Indonesia hingga saat ini belum ada yang benar-benar konsisten menjadi oposisi maupun koalisi.
"Sebenarnya setelah putusan MK berakhir, istilah koalisi dan oposisi akan blunder mengikuti kepentingan dari partai masing-masing. Dalam politik pemerintahan kita belum pernah ada yang benar-benar berdiri di satu pihak, tergantung pada aktivitas politik tertentu," ucap Diah.
Masih kata dia, realita pilihan menjadi oposisi maupun koalisi hanyalah sebuah wacana yang dilakukan partai politik. Sehingga, kedepan diharapkan partai politik untuk tidak merubah konsistensinya, termasuk yang kalah pada Pilpres 2019.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kerusakan Moral Hasyim Asy'ari Mencoreng Legitimasi Pemilu 2024
- MKD DPR Resmi Hentikan Perkara Anggota Dewan Nonton Video Syur Saat Rapat
- Seluruh Insan KPK Serahkan LHKPN Sebelum Batas Akhir