Tuduhan radikalisme terhadap Prof Din Syamsuddin dan pelaporan Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB), menjadi polemik pasca pernyataan Presiden Joko Widodo yang mempersilakan masyarakat memberi kritikan.
- Kunjungi Markas Surya Paloh, Din Syamsuddin Puji Konsistensi Nasdem Usung Misi Perubahan
- PKB Usul Said Aqil Siradj, PKS juga Berharap Din Syamsuddin Masuk Timnas Amin
- Soroti Penggusuran Rempang, Din Syamsuddin: Pemerintah Jangan Pertajam Pertentangan Rakyat
"Setelah ada pernyataan bahwa pemerintah butuh kritik, inikah praktiknya?" Kata mantan Sekretaris BUMN, Said Didu di akun Twitternya, Jumat (12/2).
Tak hanya Said Didu, sejumlah tokoh lain juga menyoroti laporan GAR ITB ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) tersebut.
Seperti disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Marsudi Syuhud yang mengaku belum bisa menemukan contoh kongkret yang menggambarkan Prof Din seorang radikal seperti yang dituduhkan.
"Sampai detik ini saya belum bisa menemukan contoh kongkret yang menggambarkan beliau (Din Syamsuddin) adalah seorang yang radikal dalam bahasa lain 'tathoruf' sebagaimana gambaran pikiran kita ketika diarahkan kepada sebuah kelompok yang 'disetempel' radikal pada umumnya," kata KH Marsudi Syuhud dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Pun demikian disampaikan Gurubesar Sejarah, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra. Ia menilai tuduhan yang disematkan kepada Din aneh dan cenderung mengada-ada.
"(Pelaporan) adalah absurd, tidak masuk akal jika Prof Din Syamsuddin dilaporkan sebagai radikal, jelas mengada-ada," tegas Prof Azyumardi Azra.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya dan FKPT Jatim Bersinergi Cegah Radikalisme di Lingkungan Pendidikan
- Kabid Humas Polda Jatim Berharap Media Berperan dalam Mencegah Bahaya Radikalisasi Melalui Pemberitaan
- Kunjungi Markas Surya Paloh, Din Syamsuddin Puji Konsistensi Nasdem Usung Misi Perubahan