Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) kabupaten Madiun mengklaim virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya mengalami tren penurunan.
- Tekan Penyebaran Covid-19, Ikama Bantu Penyekatan Akses Suramadu
- Misteri Truk Tangki Terperosok Selokan! Korban Tewas, Bukan Kecelakaan?
- Dinkes Surabaya Ungkap Penyebab Warga Kalilom Kenjeran Keracunan
Data per 9 Januari 2025, DKPP setempat mencatat jumlah sapi yang positif PMK sebanyak 82 ekor, sudah sembuh 45 ekor dan 32 ekor masih dilakukan perawatan, sedangkan 5 ekor lainnya dilakukan potong paksa.
"Jadi begini kita melihat trend setiap hari di kabupaten Madiun ini setelah kita tangani. Dengan pembagian desinfektan, dan penyuntikan vitamin. Ini trendnya saya nilai relatif menurun," kata Kepala DKPP kabupaten Madiun Paryoto saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/1).
Paryoto menambahkan, sejak kasus virus PMK muncul. Dirinya meminta para mantri hewan untuk melakukan langkah pencegahan. Kemudian segera melaporkan jika muncul kasus diwilayahnya, sehingga dapat segera ditangani dengan mengisolasi dan memberikan perawatan. Sehingga wacana penutupan pasar hewan menurutnya belum perlu dilakukan. Selain trend kasus PMK cendrung menurun, di dalam pasar hewan tidak hanya sapi saja yang dijual tapi banyak hewan lainnya.
"Saat merebaknya kasus PMK banyak penjual sapi yang tidak berani membawa hewannya ke pasar karena takut tertular, selain itu kami dari dinas selalu melakukan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar untuk melakukan pencegahan," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Masa Jabatan Berakhir 31 Desember 2023, Gubernur Khofifah: Terimakasih Semua Kerja Keras dan Sinergitas
- Tunnel TIJ-KBS Masa Pemeliharaan, Pemkot Surabaya Siapkan Video Mapping Satwa di Dalamnya
- TP PKK Surabaya Sosialisasi Mitigasi Bencana ke Kadernya