Setelah melaporkan dugaan pemilu curang pada pelaksanaan Pilpres 2019 pada 24 April lalu, Komando Barisan Rakyat Lawan Pemilu Curang (Kobar Perang) menggelar acara Mimbar Demokrasi.
- Komentar Negatif JK Timbulkan Underdog Effect yang Justru Angkat Citra Prabowo
- Hari Anak Sedunia 2022, Wakil Ketua MPR: Pemenuhan Hak-Hak Anak Harus Jadi Kepedulian Bersama
- Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama, Khofifah: Sinergi NU dan Umat, Kunci Wujudkan Indonesia yang Maslahat
Sebelumnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merespon pengaduan Kobar Perang dengan memanggil pelapor untuk menjelaskan tata cara beracara dan mekanisme pelaporan di Bawaslu pada 25 April.
Kobar Perang digawangi oleh para aktivis pro demokrasi, buruh dan 98 seperti Andrianto, Pius Lustrilanang, Natalius Pigay, Moh. Taufik, Jumhur Hidayat dan Syahganda Naigolan.
Kobar Perang konsisten mengajak aktivis pro demokrasi, aktifis reformasi dan warga negara untuk berkumpul dan menyuarakan hak-haknya yang telah dicurangi pada Pemilu 2019.
Andrianto salah satu inisiator Kobar Perang menegaskan, sikap penyelenggara pemilu baik KPU, Bawaslu dan DKPP tidak pernah mau menyelesaikan masalah ini secara serius. Sementara tuntutan rakyat semakin besar untuk penyelenggara membongkar kecurangan pemilu itu.
Oleh karena semua telah menemui kebuntuan, maka Kobar Perang sudah menyatakan sikap. Pertama, meminta Kepada Bawaslu untuk mengeluarkan pernyataan bahwa Pemilu 2019 adalah pemilu yang curang yang jauh dari azas langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
"Kedua, mendesak Kepada DKPP untuk segera memanggil dan memeriksa seluruh komisioner KPU dan memutuskan untuk memecat mereka secara tidak terhormat," ujar Andrianto, Sabtu (27/4).
Pemilu 2019 disebut-sebut sebagai pemilu dengan tingkat kecurangan paling brutal dengan korban jiwa anggota KPPS yang meninggal dunia sebanyak 144 orang. Tekanan dan faktor psikologis serta kelelahan menjadi sebab korban jiwa terus bertambah.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pilpres 2024 Dinilai Berjalan Baik, Dewan Pembina Gibran BerKopyah Tetap Hormati Sidang MK
- Di Hadapan Moeldoko, Alim Markus Pastikan Tidak Ada PHK Massal PT Maspion
- Sampaikan Bela Sungkawa Ke Keluarga Awak KRI Nanggala-402, Bupati Lamongan: Saya Doakan Yang Terbaik