Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat berharap agar Pemilu 2024 yang akan datang semua pihak harus menekan polarisasi dan tidak lagi menggunakan politik adu domba.
- Kemenag Didesak Tangani Persoalan Guru Madrasah yang Hanya Digaji Rp 50 Ribu
- Sempat Molor, Timnas Amin Bakal Diumumkan Pagi Ini
- Bawaslu Ingin Pilkada Ngawi Aman Dari Covid-19
Demikian disampaikan Koordinator Nasional JPPR Alwan Riantoby saat menjadi pembicara diskusi virtual Utak Atik Jadwal Pemilu 2024 : Demi Apa?, Senin (4/10).
“Elit kita jangan menggunakan politik adu domba untuk meraih pemilih untuk meraih hak pemilihnya. Polarisasi itu jangan sampai terjadi," kata dia.
Disisi lain, Alwan memberi catatan terkait penjadwalan Pemilu yang menurutnya memiliki dua dimensi dan akan diusulkan oleh KPU dengan pemerintah. Namun ia memberi catatan, bahwa harus diperhatikan bahwa kepentingan dan beban penyelenggara yang harus diperhatikan.
“Yaitu dimensi efisiensi anggaran dan penekanan pendekatan teknologi ya, karena kita masih berada di masa pandemi, dan polarisasi masyarakat yang bisa saja memicu ketidakstabilan konteks politik karena kompetisi itu pasti ada polarisasi ya, ada saingan politik itu bagian dari kompetisi maka kita sudah mengatakan kita sudah sepakat bahwa kompetisi itu ada polarisasi,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Lemkapi Duga Kuasa Hukum Teddy Minahasa Ingin Kaburkan Fakta
- Anies Baswedan Harus Punya Dukungan Parpol Handal
- Covid-19 Tinggi Lagi, Epidemiolog Anggap Pelonggraan Pakai Masker Dicabut Sudah Tepat