Partai Gerindra Jawa Timur memberikan catatan atas kinerja 10 tahun kepemimpinan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Duet Kar-Sa ini akan mengakhiri jabatannya pada 12 Februari mendatang.
- Mahfud MD Ungkap Peran Besar Kiai dan Santri di Hadapan Para Ulama
- Amankan Kemenangan, PKS Jawa Timur Tegaskan Sikap Ajak Masyarakat Ke TPS Ajak Coblos No2 Khofifah-Emil di Pilgub
- UAS Galang Dana Beli Kapal Pengganti KRI Nanggala, Guru Besar FKUI: Semangat Patriotisme dan Koreksi ke Negara
"Karwo dan Gus Ipul memberikan pelajaran demokrasi yang penting, bahwa keduanya bisa bekerjasama selama dua periode, praktis tanpa konfillik atau dualisme kepemimpinan yang biasanya terjadi di daerah lain. Mereka memberi contoh yang baik bagi perkembangan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik di Jatim," kata Sekretaris DPD partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad kepada Kantor Berita , Senin, (7/1).
Kedua, duet Kar-Sa ini juga berhasil menjaga harmonisasi dengan DPRD Jatim. Bahkan, meski terjadi tensi politik yang panas di tingkat nasional, tetapi tidak sampai berdampak ke Jatiim.
"Jatim ini menjadi contoh kepala daerah membangun harmoni yang baik dengan DPRD. Hampir dinamika politik nasional tidak tergambar dan merembes di Jatim. Karena kedewasaan pemimpin eksekutif dan legislatif dalam menjaga harmoni," terang Anggota DPRD Jatim.
Ketiga, lanjut Sadad, duet Kar-Sa ini juga dianggap konsisten dalam menjalankan pemerintahan. Utamanya pembangunan yang memang didasarkan pada visi-misi semasa kampanye.
"Pakde Karwo dan Gus Ipul konsisten pada penyusunan perencanaan dan pembangunan. Semuanya itu benar-benar dibangun berdasarkan visi-misi. Itu benar-benar terjaga konsistensinya," terangnya.
Dalam 10 tahun terakhir, keduanya telah membuktikan hasil kerja kerasnya. Salah satunya terkait pertumbuhan ekonomi Jatim yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dari data statistik, Jatim itu selalu diatas rata-rata nasional, baik itu pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan dan penurunan pengangguran. Itu menunjukkan kalau Pakde Karwo sudah bekerja keras," terangnya.
Keempat, yang menjadi koreksi partai Gerindra, yakni berkaitan dengan program Bosda Madrasah Diniyah (Madin), pasalnya dalam dua tahun terkait, program Kar-Sa itu diketahui tidak terlaksana dengan baik sehingga banyak keluhan dari masyarakat.
"Agak kendor dalam hal pemenuhan program Madin yang agak tersendat. Bos Madin itu agak kurang lancar di dua tahun terkait, mungkin ada kesulitan," tutupnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pileg 2024, PKB Lamongan ingin Mengulang Seperti 2004 Raih18 Kursi
- Bertambah Lagi, Jumlah Penyelenggara Pemilu di Jember yang Meninggal Sudah 9 Orang
- Gandeng IGI dan BPSDM Jatim, BPBD Gelar TOT SPAB Perdana untuk Para Guru di Jatim