Fenomena Dagang Pengaruh- Bukti Gagalnya Parpol

. Seiring tertangkapnya petinggi parpol dan pejabat penyelenggara negara, mengindikasikan jika negeri ini sudah dan sedang berlangsung perdagangan pengaruh (trading in influence).


Sebut saja Irman Gusman dari DPD, serta Luthfi Hasan Ishaaq dari PKS, dan terakhir adalah Rommy dari PPP.

"Mereka yang punya akses terhadap kekuasaan, memperdagangkan pengaruh mereka. Jadi dagang pengaruh ini sudah mengusik." kata Wahyudi dikutip Kantor Berita , Sabtu (30/3).

Tujuannya, untuk mempengaruhi pengambilan keputusan, agar mendapat keuntungan ekonomi.

"Lihat saja ada kebijakan import, jual beli jabatan yang ujung-ujungnya ada petinggi parpol yang dibui".
 
Wahyudi Winaryo menduga jika perdagangan pengaruh dipicu oleh minimnya integritas para elite politik. Apalagi, lanjutnya, hampir semua jabatan penting harus melewati uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI yang notabene terdiri dari elite parpol.

Di ruang itulah, masih kata Wahyudi, berpotensi melahirkan praktek 'kongkalikong'.

"Jadi dagang pengaruh itu mengindikasikan gagalnya partai politik menjalankan fungsi rekrut dan kaderisasi dan pendidikan politik."

Diakuinya, membenahi situasi seperti ini adalah hal yang berat. Persoalan sudah berkelit sehingga sulit menemukan darimana perbaikan dan pembenahan diawali. [aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news