Figur Ayah Dinilai Krusial Hadapi Tantangan Generasi Muda, Jangan Hanya Andalkan Ibu

Kepala BNN Kota Cimahi, Yulius Amra /Dok Pribadi
Kepala BNN Kota Cimahi, Yulius Amra /Dok Pribadi

Kehadiran sosok ayah sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter anak dinilai semakin penting di tengah masifnya tantangan yang dihadapi generasi muda, mulai dari pergaulan bebas hingga penyalahgunaan zat terlarang. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi, Yulius Amra, menegaskan bahwa peran ayah tidak hanya sebatas pencari nafkah, tetapi juga sebagai panutan dan pembimbing utama dalam keluarga.


“Ayah itu ibarat nakhoda kapal keluarga. Kalau anak terlibat dalam pergaulan yang tidak benar, di situlah peran ayah sangat penting,” ujar Yulius saat dihubungi RMOLJabar, Sabtu (24/5).

Menurutnya, keterlibatan ayah dalam komunikasi, pemberian kasih sayang, serta pengawasan sehari-hari dapat menjadi benteng pertama dan terkuat dalam melindungi anak dari pengaruh negatif lingkungan. Namun, ia menyayangkan masih banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya tugas pengasuhan pada ibu.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan ibu dalam pola asuh. Ayah juga harus hadir, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional dan intelektual,” tegasnya.

BNN Kota Cimahi juga menyoroti sejumlah tempat berkumpul pelajar yang rawan disalahgunakan, salah satunya adalah "warung bunda" di kawasan Kalidam. Tempat tersebut kerap menjadi lokasi bolos sekolah dan diduga menyediakan minuman keras serta ruangan tertutup.

“Warung bunda itu menjadi tempat yang rawan, dan banyak orang tua tidak sadar bahwa anak-anak mereka tidak berada di sekolah seperti yang dikira,” terang Yulius.

Fenomena ini, lanjutnya, menunjukkan lemahnya pengawasan dari semua lini—sekolah, masyarakat, hingga keluarga. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kehadiran aktif orangtua, khususnya ayah, dalam kehidupan anak.

“Peran orang tua terutama ayah menjadi semakin krusial dalam memutus mata rantai kenakalan remaja,” ujarnya.

Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan perilaku menyimpang remaja, menurut Yulius, tidak bisa hanya dibebankan pada BNN. Sinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Cimahi menjadi langkah strategis.

“Program-program pemberdayaan keluarga yang melibatkan ayah sebagai aktor utama dalam pendidikan anak harus terus didorong,” tambahnya.

Catatan dari DP3AKB menunjukkan bahwa banyak ayah belum menyadari posisi strategis mereka, terutama di era digital yang membuka akses luas terhadap berbagai informasi dan pergaulan yang belum tentu sehat.

Dalam konteks ini, Yulius juga menyampaikan pesan khusus kepada para remaja agar lebih fokus mengejar masa depan dan menjauhi aktivitas merusak, seperti geng motor dan pergaulan bebas.

“Belajarlah dengan baik, berikan kebanggaan kepada orang tua agar bisa menjadi bagian dari generasi emas 2045. Buat kreativitas dan inovasi. Hindari pergaulan yang tidak benar,” pesannya.

Seruan ini, kata Yulius, bukan sekadar ajakan normatif, melainkan panggilan nyata untuk membangun kesadaran kolektif. Figur ayah yang hadir dan terlibat aktif di tengah keluarga diyakini sebagai benteng utama dalam menyelamatkan generasi muda dari kehancuran.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news