Partai politik pengusung Prabowo-Sandi bakal dicap partai yang haus kekuasaan jika bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Maruf di 2019-2024.
- Fenomena Salah Kaprah Vaksinasi Harus Diwaspadai, Tragedi ‘Tsunami’ Covid-19 di India Gara-gara Merasa Kebal Usai Divaksin
- Kiai Kampung Bakal Gelar Doa Bersama dan Undang Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Demokrat Tidak Gentar Partai Bentukan Gede Pasek Sebab PKN Bukan “Begal Partai”
"Kita lihat parpol dari elitenya mengkritik cukup kerasa kepada Pak Jokowi, program-programnya dengan berbagai kalimat yang cukup keras. Ketika tiba-tiba bergabung dalam waktu pendek setelah penetapan MK, itu bisa membuat image di masyarakat bahwa seakan-akan tidak konsisten," ucap Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad dilansir Kantor Berita RMOL, Selasa (2/7).
"Yang kedua, seakan-akan partai politik ini mengejar kekuasaan," katanya.
Ia menyadari bahwa dunia politik yang ada tak bisa lepas dari unsur kepentingan. Namun dari sisi etika, parpol oposisi yang berbalik mendukung kubu koalisi pemerintah ini sangat negatif.
"Iya seperti itu (muka dua) dan seperti tidak menghiraukan suasana kebatinan orang-orang yang mendukung Capres mereka itu," tandasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Caleg Demokrat DPRD Bangkalan Resmi Laporkan 390 Suara Hilang di 14 TPS
- PKB Ngawi Rekom Pasangan OK Maju Pilkada 2024
- Ahok Bisa Semakin Leluasa Koar-koar Setelah Diakui Sahabat oleh Megawati