Gerakan Subuh Berjamaah Novel Baswedan Bentuk Keprihatinan Lambannya Penegakan Hukum

Tidak jelasnya keadilan hukum bagi Novel Baswedan selama 2 tahun, membuat pendukungnya mengambil langkah sendiri dengan cara menggelar Gerakan Nasional Shalat Subuh dan Do’a Bersama untuk Keselamatan Bangsa secara serentak di seluruh Indonesia.


"Gerakan Shalat Subuh Berjamaah dan Do’a untuk Keselamatan Bangsa merupakan solidaritas penegakkan hukum untuk Novel Baswedan. Ini murni gerakan moral sebagai bentuk keprihatinan terhadap lambannya penegakan hukum di rezim ini,” terang Agus.

Ditambahkan Agus, dilihat dari segi solidaritas ukhwah keumatan, penyerangan atas penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut dilakukan sepulang shalat Subuh berjama’ah.

"Karena itu aksi penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sudah melukai sisi kebatinan Umat Islam dalam menjalankan kebebasan beribadah,” terangnya.

Mantan Sekretaris PBNU ini menjelaskan, pihaknya ingin memberi dorongan moral kepada Novel Baswedan agar tetap bersemangat menjalankan kinerja penegakkan Hukum di KPK sekalipun kasus yang menimpanya belum jelas penuntasannya.

Menurut Agus, penuntasan kasus Novel Baswedan menjadi penting dan mendesak agar dikemudian hari tidak menjadi preseden buruk dalam sejarah penegakkan hukum di Indonesia.
 
Pihaknya juga menyeru kepada Capres dan Cawapres (Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi) yang sedang berkontestasi dalam Pilpres 2109 untuk berkomitmen dalam penegakan hukum terutama kasus yang menimpa Novel Baswedan.
 
"Karena itu kami mengajak seluruh masyarakat untuk melaksanakan shalat Subuh Berjama’ah di masjid/mushala masing-masing di seluruh Indonesia khususnya pada hari Kamis, 11 April 2019 disertai do’a bersama untuk keselamatan Bangsa utamanya mendo’akan penegakan hukum yang menimpa Novel Baswdan,” tutupnya.[aji]

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news