Tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa telah terjadi eksploitasi anak dalam proses audisi PB Djarum dinilai sangat sangat tendensius dan gegabah.
- Jelang Ramadhan, Arab Saudi Dukung Gencatan Senjata dengan Houthi di Yaman
- Juara MQK Jatim Pulang Tanpa Penghargaan, NBI Kecewa Kinerja Kemenag
- Rp 500 Triliun Anggaran Habis untuk Rapat, Achsanul Qosasi: Pengentasan Kemiskinan dan Bansos Berbeda
"Pak Jokowi jangan ragu untuk membersihkan figur-figur inkompeten yang dapat menjadi beban seperti Komisioner-komisioner KPAI yang bermain kata-kata seolah berlindung di balik eksploitasi anak. Kalau KPAI mau serius urus eksploitasi anak misalnya anak terlantar, pengemis anak-anak atau pekerja anak. Mainnya KPAI kurang jauh sih, KPAI kurang piknik,†kata Agoes yang juga CEO klub sepakbola Arema ini pada Kantor Berita , Selasa (10/9).
KPAI, menuru Agoes, tidak mendukung semangat perubahan di olahraga Tanah Air, bahkan terkesan merusak pembinaan olahraga di usia dini.
"Presiden membawa semangat perubahan, semangat kemajuan. Lihat saja itu penyelenggaraan Asian Games ke 18 di Jakarta lalu, kemudian KPAI dengan mudahnya membunuh Badminton usia dini kita, ini tidak bisa dibiarkan,†ujarnya.
Ditambahkan Agoes, pembinaan olahraga di usia dini sangat penting terutama di persepakbolaan, dimana masa kejayaan atlit adalah usia 20-an. Pembinaan tentu harus dilakukan sejak sedini mungkin agar atlit mampu segera memiliki fisik dan mental kompetitif.
"Di situ pentingnya dunia usaha untuk jadi pendukung. Kita lihat mundurnya prestasi nasional tenis meja dan tenis lapangan setelah sponsor utama menarik diri, jangan sampai di Badminton itu terjadi, KPAI jangan hambat prestasi olahraga lah,†tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bekas Penasihat Wapres Era SBY Jagokan Ganjar Berpasangan dengan Bima Arya Maju Pilpres 2024
- DPRD Jatim Kebut Penyelesaian Raperda Ponpes
- Seperti Pilpres Sebelumnya, Relawan Pendowo Pastikan Ulama di Jombang Masih Solid Dukung Prabowo Presiden