Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor kabupaten Madiun Jawa timur, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Polri yang bertindak tegas dalam kegiatan pengamanan di sekitar kantor Bawaslu RI pada 21-23 Mei 2019 lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua GP Ansor kabupaten Madiun Khotamil Anam atau Gus Anam pada Jumat (24/5/2019).
- Demokrat: Wajar Rakyat Berpikir Revisi UU Pemilu Ditolak Karena Takut Kepala Daerah Nyapres
- Ditinggalkan Gus Yahya, Peluang Cak Imin Kecil di Pilpres 2024?
- AHY Minta Presiden Tidak Cawe-cawe Pada Pemilu 2024
"Kami mengapresiasi kepada anggota Polri karena berhasil menindak serta menangkap mereka-mereka yang diduga sebagai Teroris, yang patut diduga tadinya hendak mengacaukan kondisi Pasca pengumuman hasil Pemilu 2019," kata Gus Anam, Jumat (24/05/2019).
Gus Anam menambahkan, agar anggota Polri bertindak tegas dalam menangani para perusuh di Jakarta. Polri juga agar tetap berani tegas, untuk menindak para pelaku makar yang telah ditangkap sebelumnya, ataupun yang telah terlibat dan dapat dijadikan sebagai Tersangka, guna meredam potensi kekerasan berlanjutan di kemudian hari, hingga menjaga wibawa dari penyelenggara pemerintahan yang sah dan konstitusional.
"Saya minta agar polri bertindak tegas, termasuk mereka-mereka yang diduga sebagai provokator dengan ajakan entah bernama People Powerâ€, Kedaulatan Rakyat’, juga Revolusiâ€. Siapapun itu, tindak tegas saja jika memang nantinya akan mendatangkan lebih banyak kemudaratan bagi bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia," pungkasnya.
Harapan kedepan GP Ansor kabupaten Madiun, meminta Polri jangan pernah ada keraguan dalam menegakkan hukum, tetapi lebih jangan ragu lagi dalam menjaga serta memastikan keamanan, terjaganya Pancasila, UUD NRI 1945, sasanti Bhinneka Tunggal Ika, serta keutuhan NKRI.[di/bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasca Gempa 6,1 M, Khofifah Minta Masyarakat Waspada Ancaman Bencana Lain
- Puluhan Mantan Saksi Partai Perindo Kabupaten Madiun Tagih Honor
- Jubir Jokowi Sebut Influencer Ujung Tombak Demokrasi, Pengamat: Itu Penzaliman Rezim Pada Publik