Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Gunawan Saleh mengatakan, harga garam di Jawa Timur anjlok disebabkan karena adanya impor dan permainan dari para tengkulak. Mereka hanya mau membeli garam petani dengan harga rendah.
- KIM jadi Garda Terdepan Sampaikan Informasi ke Masyarakat, Wali Kota Eri: Harus Dimasifkan
- Irjen Pol Nico Afinta Dapat Apresiasi Dari Pimpinan Syubbanul Muslimin Selama Jadi Kapolda Jatim
- Pj. Gubernur Adhy Lepas 1.600 Pelari Surabaya QRIS Run 2024
Dijelaskannya, stok garam impor di Jawa Timur sisa panen tahun 2018 lalu masih 900 ton. Sementara itu, pada bulan depan, diprediksi akan ada panen garam mencapai seribu ton di Jawa Timur, sehingga dikhawatirkan memicu harga garam lebih rendah lagi.
"Produksi tahun kemarin 900 sampai seribu ton. Ini lagi berproduksi dan kemungkinan satu bulan lagi panen," tambahnya.
Dikatakan Gunawan, harga garam di petani saat ini hanya berkisar Rp 500 rupiah perkilogram. Sementara itu, pada tahun lalu, petani bisa menjual garam antara Rp 750 sampai seribu perkilonya. Pemprov Jatim sendiri meminta agar pemerintah pusat menghentikan impor garam, untuk menaikkan harga garam petani lokal di Jatim.
"Padahal ketika kita cek ke pabrik harga bagus. Karena saat ini harga jatuh di tengkulak," pungkasnya.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kabupaten Jombang Jadi Salah Satu Uji Coba Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
- Temu Hybrid UMKM se-Wonocolo, Armuji Gelorakan Optimisme Pulihkan Ekonomi
- Babinsa dan Bhabinkamtibmas Jember jadi Garda Depan untuk Penyaluran Ribuan Paket Sembako