Imam Nahrawi Tersangka- Sepertinya Ada Gerakan Terkoordinir Di KPK

Aroma politisasi di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin menguat, menyusul penetapan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka perkara korupsi dana hibah KONI.


Menurut Bajuri, aroma itu terlihat sejak adanya drama penyerahan mandat tiga pimpinan KPK, lalu wakil ketua KPK Saut Situmorang mundur, tapi kemudian diralat menjadi cuti.

"Sepertinya, ada gerakan perjuangan yang sama, yang terkoordinir di tubuh KPK," kata Bajuri dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (18/9).

Di saat drama perjuangan itu tidak mendapat simpati publik, lanjut Bajuri, mereka mencoba mengumumkan menpora sebagai tersangka.

"Ini terkesan ‘dipaksakan’ dan tergesa-gesa. Benarkah ini semua untuk show of force KPK di saat krisis kepercayaan?" tanya Bajuri.

Bajuri kuatir bahwa keputusan menjadikan Menpora menjadi tersangka itu diputuskan oleh sebagian pimpinan KPK, atau dengan pimpinan yang tidak lengkap karena ada yang mundur atau cuti.

Oleh karena itu, Ika UINSA akan memberikan advokasi kepada ketua umumnya tersebut. "Kami mempunyai tim advokasi yang banyak menemukan celah hukum dalam perkara ini," imbuh Bajuri.

Menurut Bajuri, Menpora Imam Nahrawi tercatat salah satu menteri berprestasi di kabinet Presiden Jokowi.

"Tentu saja, dia bisa menjadi sasaran tembak orang-orang yang tidak suka perubahan," tandasnya.

Ada beberapa prestasi yang tidak ditolak siapapun, diantaranya adalah pembekuan PSSI, keberhasilan prestasi atlit, kesuksesan Asian Games baik sukses prestasi dan penyelenggaraan, juara Asian Paragames, Asian School Games dan tentu saja kepedulian terhadap atlit dan masih banyak lagi.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news