Komisi B DPRD Jatim, Zainul Lutfi menjelaskan bahwa masalah impor garam selalu terjadi tiap tahun. Itu lantaran hingga saat ini belum ada solusi konkret untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas garam lokal.
- Temukan Buku Pelajaran SD Berisi Contoh Pacaran, Anggota DPRD Jatim Ini Desak Kemenag Dan Disdik Bertanggungjawab
- Sambut Hari Ibu, Kemenpora dan DWP Gelar Pemeriksaan Serviks dan Donor Darah
- Tiga Simpatisan OPM Kembali ke NKRI
Lutfi juga akan memastikan data yang digunakan sebagai dasar impor pemerintah. Mengingat, konstruksi program seharusnya berbasis data. Kalau datanya salah, maka programnya juga salah. Untuk itu, data tersebut perlu dipastikan dan Komisi B akan mengkross cek.
Berdasarkan data yang dimiliki DPRD Jatim, kebutuhan garam industri mencapai 3,8 juta ton pertahun, sedangkan produksi garam lokal disebut baru mencapai 1,1-1,2 juta ton sehingga terjadi defisit sekitar 2,7 juta ton.
Garam industri (dari impor) itu seringkali bocor ke pasaran. Sehingga, bukan sekadar data BPS (Badan Pusat Statistik), namun harus ada data pendamping. Misalnya, data dari kampus atau perusahaan pengguna garam induatri,†harap politisi asal Sidoarjo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Berhasil Juarai Fashion Imlek Competition, Husein Latuconsina Bajir Job
- Diam-diam Kejari kota Madiun Lakukan Penyelidikan Disbudpora Terkait Pengadaan Mamin
- TNI AL Beri Penghargaan PT Priamanaya Energy Usai Bantu Keluarga Awak KRI Nanggala-402