Ada anggapan publik bahwa Indonesia hanya dijadikan kelinci percobaan vaksin antivirus Covid-19 dari perusahaan farmasi Sinovac di China. Pasalnya, Indonesia menjadi tempat uji coba klinis tahap III vaksin tersebut.
- Manisnya 50 Tahun Hubungan Indonesia-Timor Leste
- Tersangka KPK, Hasto PDIP Disebut Terbiasa Tutupi Kasus
- Gerakan Wakaf Uang Dipertanyakan, Demokrat: Apa Negara Sudah Bangkrut?
Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena menerangkan bahwa saat ini seluruh dunia tengah berlomba-lomba untuk menemukan vaksin antivirus corona yang kemudian diujicobakan agar bisa dipakai seluruh masyarakat dunia.
Indonesia melalui perusahaan farmasi pelat merah Biofarma bekerjasama dengan Sinovac melakukan penelitian dan membuat vaksin antivirus corona.
Sebagai negara yang ikut menghasilkan vaksin tersebut, Indonesia dijadikan tempat ujicoba klinis tahap III.
"Nah, vaksin buatan China ini kebetulan yang memang sudah lebih maju diketemukan, lalu sebagai vaksin ini kan ada proses namanya tahap ujiklinis, nah itu diujicobakan itu di berbagai negara yang ada kerjasama atau terkait kerjasama dengan penghasil vaksin," kata Melki dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/7).
Menurutnya, China lewat Sinovac memang lebih awal membuat vaksin tersebut. Indonesia sebagai bagian dari produksi vaksin itu tentu bisa menjadi tempat ujicoba klinis vaksin tersebut. Lantaran hal ini sebagai bentuk dari kerjasama kemanusiaan skala global guna mempercepat penemuan vaksin dan penggunaannya untuk seluruh penduduk dunia.
"Itu juga, perlu dicek lagi apakah vaksin ini memang cocok untuk genome-nya kita, dalam arti setiap vaksin cocok di semua negara gitu lho. Jadi nantinya, vaksin dari Sinivac ini mengalami uji klinis dulu, nah kalau benar-benar itu bisa dipakai, cocok dengan genome-nya orang Indonesia baru kemudian dipeoduksi lebih lanjut kerjasama Sinovac dengan Biofarma," terangnya.
Dia meminta agar masyarakat Indonesia tidak khawatir dengan masuknya vaksin dari Sinovac Cina ini.
"Jadi enggak usah khawatir, mau dari China mau jadi mana saja asal menghasilkan cepat vaksinnya kita akan kerjasama," tandas Melki.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Desy Ratnasari Didorong untuk Nyagub
- DPR Minta Kemenkes, BPOM dan IDAI Jelaskan Kasus Gagal Ginjal Akut
- Jika Pemilu 2024 Ditiadakan, Dedi Kurnia: Jokowi Bukan Tipe Pembangkang Partai