Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mungkin meninggalkan Surya Paloh saat ini PDI Perjuangan dan Partai sedang terjadi perang dingin jelang pembentukan kabinet jilid II Presiden Joko Widodo.
- Arief Poyuono: Kasihan Pegawai PT Telkom Punya Komisaris Tidak Punya Bobot
- Semua Ketum Partai Didoakan Dapat Hidayah, Demokrat: AHY Sudah Bekerja Untuk Rakyat
- Demokrat: Cawapres Anies Harus Dari Internal Koalisi
"SP, Nasdem dan jaringan medianya bekerja untuk Jokowi. Karena SP punya investasi politik pada Jokowi, tak aneh jika Jaksa Agung diberikan ke kader Nasdem," sebut Ujang seperti dilansir dari Kantor Berita RMOL, Senin (5/8).
Lalu, PDIP sebagai pemenang pemilu tentu tidak ingin kehilangan pengaruh di internal koalisi, apalagi Jokowi adalah kader PDIP. Dan yang repot itu ketika Jokowi dibajak Nasdem.
Namun demikian, jelas Ujang, meski ada perang pengaruh PDIP vs Nasdem, Jokowi diyakini tidak akan meninggalkan SP dan partainya.
"Nasdem tak akan ditinggalkan. Yang terjadi nantinya perang dingin saja antar sesama internal partai koalisi Jokowi. Terjadi power interplay atau tarik-menarik kepentingan antara Jokowi dan partai-partai koalisinya," imbuhnya.
Alasan Nasdem tidak akan ditinggalkan, buktinya ketum partai koalisi (Golkar, PKB, PPP), pernah menghadap SP.
"Jadi PDIP dengan kekuatannya sendiri dan Nasdem pun dengan kekuatannya sendiri sedang mencari pengaruh di sesama internal koalisi Jokowi," demikian Ujang.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Lantik Budi Arie Bersama Lima Wakil Menteri Sebagai Anggota Kabinet
- DPC PPP Kota Probolinggo Rapatkan Barisan untuk Menangkan Handal Bersinar di Pilkada 2024
- PDIP Mampu Menangkan Puan jika Pilpres Hanya Ada 2 Pasangan Capres