Jaringan Gusdurian Jadi Salah Satu Penentu Kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin

Berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga, kunci kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin ada pada Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemenangan di Jawa Tengah bukan hal aneh lagi, sebab itu merupakan kandang Jokowi. Sedangkan di Jawa Timur, kemenangan dengan margin yang besar (antara 65 persen â€" 69 persen menurut quick count) sebenarnya cukup mengejutkan. Sebab, boleh dibilang Jokowi tidak mempunyai kedekatan akar rumput dengan masyarakat Jawa Timur. Memang benar ada tokoh seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mantan Gubernur Jatim Pakde Karwo, mantan Wagub Jatim Saifullah Yusuf, tapi ini adalah tokoh-tokoh yang sudah memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu. Ini mengindikasikan adanya kekuatan tambahan yang membuat margin kemenangan semakin lebar. Menurut pakar komunikasi politik Unair Suko Widodo, salah satu kunci kemenangan tersebut adalah bersatunya kyai-kyai kampung di Jawa Timur. ’’Jadi, jika para elit di Jakarta saling mengklaim kemenangan itu merupakan hal yang semu,’’ katanya. Mereka, kata Suko, hanya memungut hasil kerja keras massa akar rumput yang berjuang di lapangan.


Makin solid setelah putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid, beberapa kali turun ke Jatim membawa jaringan Gus Duriannya. Sekedar diketahui, Gus Dur memang dikenal dekat dengan massa akar rumput NU. Bahkan, pencetus nama kyai kampung adalah Gus Dur. Kyai Kampung sendiri merujuk pada kyai-kyai di ponpes kecil yang selama ini tidak menjabat dalam struktural. Di Jawa Timur, populasi kyai kampung ini sangat banyak.
   
Apalagi, jaringan Gus Durian dan kyai kampung ini berhasil mendesakkan sejumlah program yang menyentuh hajat hidup orang banyak. Yang paling terkenal adalah penggratisan Jembatan Suramadu. Meski bukan satu-satunya, faktor lobi Yenny Wahid kepada Jokowi untuk itu cukup penting. Setelah Yenny mendeklarasikan dukungan ke Jokowi, pemerintah Jokowi mengeluarkan keputusan penggratisan jembatan Suramadu.

Yenny sendiri bahkan menggelar acara dua kali di Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep. Yang menghadirkan Jokowi dua kali.

Meski di Madura Jokowi tetap saja kalah, namun penggratisan jembatan Suramadu tersebut bisa menahan margin kekalahan itu tidak seperti 2014 lalu. Banyak kalangan Madura, terutama yang bermigrasi ke Surabaya, merasa diuntungkan dengan keputusan tersebut. Sebut saja, Choirul. Pria penjual soto asal Madura itu merasa cukup diuntungkan dengan keputusan tersebut.

’’Wah, orang Madura seperti saya ini merasa diuntungkan,’’ katanya. ’’Jokowi bagus, memperhatikan rakyat,’’ tambahnya.
   
Terpisah, Yenny Wahid mengatakan bahwa kemenangan di Jawa Timur itu milik rakyat Jawa Timur sendiri.

’’Terlalu berlebihan jika saya dianggap faktor penentu. Ada banyak pihak yang berjuang bersama memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin,’’ katanya.

Yenny lalu menyebut nama Khofifah Indar Parawansa, Gus Ipul, Pakde Karwo, elemen kyai kampung, dan banyak nama lainnya lagi.

’’Mereka-mereka ini semua yang memenangkan,’’ tuturnya.[bdp]

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news