. Pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, partai koalisi pendukung Jokowi-Maruf ada yang khawatir jatah kursinya berkurang jika partai Gerindra, partai pimpinan Prabowo merapat ke kabinet baru Jokowi.
- Dewan Gurubesar UI Minta Jokowi Batalkan Statuta Baru, PP 75/2021 Dianggap Cacat Formil
- Bagi PPP, Pertemuan Airlangga-Puan Hal yang Wajar dalam Komunikasi Politik
- Jokowi Tidak Punya Alasan untuk Rombak Kabinet
Menurutnya, jika konsisten dengan sistem presidensial, maka presiden terpilih memiliki kewenangan full untuk menyusuan kabinet, tanpa adanya jatah-jatahan.
"Namun kan politik di kita masih transaksional, masih jatah-jatahan, masih pragmatisme. Itulah yang membuat presiden mesti pandai-pandai membagi jatah kursi menteri," demikian Ujang Komarudin.
Sebelumnya, berhenbus kuat isu ketidakterlibatan sejumlah tokoh dan ketua partai pendukung Jokowi-Maruf pada pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto mengindikasikan bahwa telah ada dua faksi di dalam tubuh koalisi Jokowi.
Faksi yang setuju rekonsiliasi, dan faksi yang tidak setuju rekonsiliasi. [mkd
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- LaNyalla Mattalitti Dapat Gelar Kehormatan Dari Keraton Solo Sebagai Pangeran Hardonagoro
- Kominfo Masih Telusuri Data Kependudukan Yang Bocor Identik Milik BPJS Kesehatan
- Ini Harapan Aburizal Bakrie pada Ridwan Kamil Usai Bergabung ke Partai Golkar