Kemungkinan Partai Amanat Nasional (PAN) akan masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sangat terbuka lebar.
- Gelar Doa Bersama Lintas Agama, TPD Jatim Optimis Ganjar-Mahfud Menang 60 Persen Di Jatim
- Pembongkaran Pagar Laut Diprotes, Prabowo Harus Hati-hati Dengan Menteri KKP
- Manut Arahan Jokowi, Zulhas Tuai Pujian
Pasalnya, pada reshuffle jilid II di periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini PAN sudah tidak lagi menghadapi resistensi internal maupun eksternal.
Internal dalam hal ini sikap Amien Rais yang menolak koalisi dengan Jokowi. Eksternal, PAN sudah cenderung diakomodir oleh parpol koalisi Jokowi-Maruf Amin.
Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat menjadi narasumber dalam diskusi daring Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk "Reshuffle Kabinet dan Koalisi 2024" pada Selasa (20/4).
"Kalo reshuffle dulu Desember 2020 PAN tidak masuk karena ada resistensi. Beda dengan sekarang. Sekarang hanya Nasdem saja yang menolak. Kalau parpol koalisi yang lain menerima, tetap saja PAN bisa masuk kabinet," kata Ujang Komarudin, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Adapun, terkait jatah PAN di kabinet nanti, Ujang meyakini bukan pos Kemendikbud ataupun Kemenko PMK.
Dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai, PAN bisa saja dialihkan kepada kader Muhammadiyah. Atau, akan mendapatkan jatah Kemenhub.
"Saya agak ragu juga kalau PAN Kemendikbud. Saya melihat PMK terlalu tinggi bagi PAN. Tidak ada figur yang pas di PAN. Yang realistis dikembalikan ke ormas Muhammadiyah. Bisa jadi akan dikembalikan ke Muhammadiyah," tuturnya.
"Isunya (PAN) akan dapat Menhub. Karena Pak Hatta Rajasa dulu pernah jadi Menhub," demikian Ujang Komarudin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- FDA: Perlu Tiga Kali Tes Antigen Berkala untuk Orang Tanpa Gejala
- Kunjungi Gereja, Ganjar Janji Jamin Kebebasan Beragama dan Beribadah
- Indonesia Akan Bangun Jembatan Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia