Komunitas Relawan Sadar Indonesia (KORSA) siap menyeret komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI ke pengadilan rakyat bila terbukti ada kecurangan dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019.
- Mensos Risma Tegaskan Tidak Terlibat Korupsi, Penyaluran Bansos Ikuti Arahan Presiden
- Diprotes Sutradara Film Perjuangan, Tjahjo Kumolo Minta Maaf
- Baru Diluncurkan AS, Pembom B-21 Raider Akan Jadi Mimpi Buruk Rusia dan China
Menurutnya, KPU RI selaku pelaksana Pemilihan Presiden (Pilpres) telah gagal membuat pesta demokrasi yang jujur dan adil.
"Sejak Reformasi, inilah pelaksanaan Pilpres paling buruk di negeri ini," kata Amirullah.
Dugaan kecurangan, lanjut Amirullah, sangat banyak mencuat ke muka publik. Surat suara tercoblos di Malaysia yang melibatkan Dubes RI, pengerahan Aparatur Sipil Negara dan aparat Kepolisian untuk memenangkan Paslon 01 Jokowi-Maruf menguatkan anggapannya bahwa telah terjadi kecurangan terstruktur, sistemik dan massif dalam Pilpres.
"Itu terjadi terang benderang, tapi tidak ada pencegahan dari KPU RI, bahkan yang paling membuat kita tidak habis pikir, terjadinya kesalahan input data dalam Sistem Informasi penghitungan Suara (Situng) di server KPU yang kesalahan itu menguntungkan Capres Jokowi-Makruf Amin dan merugikan Prabowo-Sandi," tandas Amirullah.
Lebih lanjut Amirullah menilai wajar ketika kemudian masyarakat ramai menuduh KPU RI tidak netral, bahkan terindikasi kuat berpihak ke Penguasa.
"Oleh Karena itu Korsa bersama seluruh rakyat Indonesia akan mengawal perhitungan. Jika KPU RI berani bermain curang, jangan salahkan rakyat jika mengambil tindakan dengan caranya sendiri dan akan menyeret semua Komisioner KPU RI kepengadilan rakyat," tegasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPU Ngawi Belum Pasang APK Pilkada, Warga Tak Tahu Siapa Paslonnya
- Gibran Berbakat Membaca Anies Baswedan sebagai Tokoh Masa Depan
- Harga Terlampau Tinggi, Vaksin Gotong Royong Bisa Picu Diskriminasi Antar Pengusaha