Manuver Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan keinginannya untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar dinilai sebagai sebuah sikap yang semena-mena.
- BBM Euro 5 Bisa Pangkas Subsidi Energi Hingga Rp 50 Triliun
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dilanjutkan, Luhut: Sudah Deal dengan China
- SBY Tidak Kaget Jokowi Beri Banyak Tugas ke Luhut
Bahkan, menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, Luhut yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengajak elite Golkar lain menyampaikan hal serupa.
"Jangan semena-mena, Golkar bukan partai nenek moyang Luhut. Karena belum lama ini Bahlil juga sempat menyebut dirinya yang punya keinginan menjadi Ketum Golkar," ujar Jerry melansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/7).
Doktor komunikasi politik lulusan America Global University itu memandang, Golkar bukan partai dinasti seperti saat dipegang Presiden kedua RI Soeharto.
Tetapi, Golkar kini memiliki tokoh-tokoh senior yang pernah menjabat sebagai Ketum, dan berperan penting dalam setiap pemilu.
"Jadi Luhut harus ingat, untuk bisa menjadi Ketum Golkar maka harus melewati para sesepuh yang ada," tuturnya.
"Di mana ada Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Theo Sambuaga, sampai Jusuf Kalla," tandas Jerry.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Optimalisasi Potensi Zakat Mal, Golkar Dorong Pemkot Surabaya Perkuat Ketahanan Ekonomi Keluarga
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo