PADA sisa masa hidup yang dari hari ke hari makin mendekati masa akhir, saya berupaya mempelajari apa yang disebut sebagai kemanusiaan. Perasaan
- ASEAN dan Korea Siap Bangkit Bersama Pasca Pandemi Covid-19, NSP Diperbarui Menjadi NSP Plus
- Makan Siang di Istana: Anies Head To Head dengan Jokowi
- Kenapa Ada yang Gerah Dengan Spanduk Warga Madura?
Yang satu adalah perasaan teraib dan yang satu lagi adalah perasaan termulia. Perasaan teraib adalah kebencian sementara perasaan termulia adalah kasih-sayang.
Kebencian hadir pada berbagai perasaan bersifat negatif-destruktif seperti arogansi, curiga, dengki, penghinaan, pelecehan, hujat, dusta, fitnah dan sejenisnya.
Secara kelirumologis dapat disimpulkan bahwa kebencian adalah suatu jenis perasaan yang paling keliru.
Kasih Sayang
Setelah gagal dalam menemukan Tuhan pada perihal bersifat kebendaan akhirnya saya berhasil tersadarkan bahwa pada hakikatnya Tuhan justru senantiasa hadir pada saat kasih-sayang dipersembahkan oleh sesama manusia kepada sesama manusia.
Sementara kebencian menghadirkan peperangan maka kasih-sayang menghadirkan perdamaian. Make Love Not War!
Dapat dikatakan bahwa kasih sayang adalah pemadam kobaran api kebakaran yang dinyalakan oleh kebencian. Sementara kebencian merusak kebahagiaan maka kasih-sayang menghadirkan kebahagiaan bagi insan yang memberi mau pun yang menerima kasih-sayang.
Sifat destruktif kebencian berlawanan dengan sifat konstruktif kasih-sayang konstruktif. Pembangunan yang dilaksanakan dengan kebencian terhadap rakyat membuahkan hasil negatif bagi kesejahteraan rakyat selaras asas Keadilan Sosial Untuk Sebagian Rakyat Indonesia.
Pembangunan yang dilaksanakan dengan sentuhan rasa kasih-sayang membuahkan hasil positif bagi kesejahteraan rakyat selaras asas Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia yang melengkapi asas Kemanusiaan Adil dan Beradab
Mahkota Peradaban
Berdasar kesimpulan bahwa kebencian adalah jenis perasaan paling keliru, dapat lanjut disimpulkan bahwa jenis perasaan yang paling benar demi mewujudkan kemanusiaan sebagai mahkota peradaban dengan sendirinya pasti bukan kebencian namun kasih-sayang.
Peradaban berada pada titik puncak paling mulia pada saat manusia tulus mempersembahkan kasih-sayang dilengkapi mubadalah pengertian, penghormatan dan penghargaan sesama manusia kepada sesama manusia seperti yang dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan.
Peradaban berada pada titik nadir paling rendah pada saat manusia mengejawantahkan angkara murka kebencian menjadi wujud kekerasan batiniah mau pun lahiriah oleh sesama manusia terhadap sesama manusia seperti yang dilakukan oleh para teroris serta para pemberhala kebencian lain-lainnya.
Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kartu Anies Hidup Kembali
- Pentingnya Pengelolaan Media TNI Hadapi Ancaman Keamanan Nasional
- Masalah Dalam Pabrik Influencer