Indonesia mengecam penembakan yang dilakukan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Malaysia, Jumat (24/1).
- Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster Senilai Rp1 Miliar Berhasil Digagalkan
- Semeru Semburkan Awan Panas Lagi, Tim Evakuasi Menyelamatkan Diri
- Gara-gara Omicron, Ribuan Penerbangan Dibatalkan
“Penggunaan kekuatan yang berlebihan seperti ini jelas melanggar hak asasi manusia. Semestinya tindakan seperti ini tidak perlu terjadi dan bisa dilakukan pendekatan yang lebih beradab tanpa harus menghilangkan nyawa seseorang," kata Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi dalam keterangan tertulisnya dimuat RMOL, Rabu (29/1).
Okta juga mempertanyakan keterangan dari Kepala Kepolisian Selangor Malaysia yang menyatakan bahwa para WNI tersebut menyerang lebih dulu.
“Jika klaim bahwa WNI menabrak kapal hingga empat kali dan membawa parang itu benar, maka ini perlu dibuktikan melalui investigasi yang transparan dan menyeluruh. Fakta sebenarnya harus diungkap,” kata Okta.
Lebih lanjut, Okta mengapresiasi langkah cepat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang telah mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia terkait insiden ini.
Menurutnya, langkah tersebut penting untuk memastikan adanya penyelidikan yang mendalam dan transparan. Ia menilai langkah tersebut sebagai bentuk komitmen untuk melindungi hak-hak WNI di luar negeri.
“Kami mendukung penuh Kemlu dan KBRI untuk memastikan penyelidikan berjalan adil dan transparan. Langkah ini menjadi bagian untuk memastikan keadilan bagi para korban. Pemerintah Indonesia juga harus terlibat langsung agar tidak ada fakta yang disembunyikan,” kata Okta
Selain itu, Okta mengimbau kepada seluruh WNI yang berencana bekerja di luar negeri untuk menggunakan jalur resmi atau prosedural. Menurutnya, jalur resmi dapat memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi pekerja migran Indonesia.
“Kami memahami bahwa ada banyak tantangan yang dihadapi oleh pekerja migran, namun menggunakan jalur resmi adalah langkah terbaik untuk meminimalkan risiko yang dapat membahayakan keselamatan mereka,” pungkas Okta.
Penembakan tersebut mengakibatkan satu WNI meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Jalan Dupak Surabaya
- Pesan Haru Anggota KPPS Di Jember Sebelum Bunuh Diri Nyemplung Sumur
- Cerita Korban Selamat APG Gunung Semeru, Darmuji: Saya Mendengar Suara Gemuruh Keras Seperti Pesawat, Kami Ketakutan