Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengatakan kerusuhan sepanjang tanggal 21-23 Mei 2019 dapat membangkitkan trauma kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998.
- Daftarkan Bacaleg, PAN Jatim Siap Rebut Kursi di Setiap Dapil
- Dokter Agung: Kemenangan Khofifah-Emil Bukti Kerja Keras dan Cinta Rakyat Jatim
- Risma Marahi Demonstran, Syahganda Nainggolan: Insyaflah Anda Bu, Kota Rusak Bisa Direnov, Rakyat Tertindas Tak Terobati
Mengamati perkembangan situasi kerusuhan 21-23 Mei 2019, Komnas Perempuan mengkhawatirkan kehancuran akibat kerusuhan Mei 1998 akan kembali berulang.
Jika mengacu kepada Temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 98, maka ada kemiripan dari sebagian pola provokasi dan penyerangan dalam kerusuhan Mei 1998 dengan pola provokasi dan penyerangan pada kerusuhan 21-23 Mei.
"Di antaranya provokasi pada titik-titik wilayah percobaan kerusuhan, aktor-aktor anarkis di lapangan yang bukan warga setempat, isu yang dihembuskan adalah sentimen rasial dan agama, penyerangan terjadi secara bertahap dalam jarak waktu yang singkat, dan mayoritas wilayah yang disasar sebagiannya adalah wilayah yang menjadi titik kerusuhan pada Mei 1998," ungkapnya.
Menurut data kepolisian, terdapat 7 orang meninggal dunia dan lebih dari 541 orang luka-luka dalam kerusuhan sepanjang tanggal 21-23 Mei 2019.
Azriana Manalu mengatakan, selain menghilangkan nyawa, anarkisme dalam kerusuhan ini juga sudah menyebabkan hancurnya sejumlah fasilitas publik dan bangunan milik warga, terganggunya aktivitas layanan publik, dan bahkan terganggunya aktivitas ekonomi masyarakat.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wujudkan Pemilu 2024 Berintegritas, KPU Gandeng KPK
- Sebelum Daftar ke KPU, Bonie-Bagus Napak Tilas dan Shalat Ashar Berjamaah di Masjid Sang Kakek
- Respon Tegas Ulama dan Tokoh Agama di Malang atas Pernyataan Kontroversi Rieke Diah Pitaloka