Konferwil GP Ansor Jatim Jangan Ada Calon Tunggal

Munculnya kabar tak sedap bahwa konferensi Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur hanya diikuti satu calon ketua saja, memantik reaksi pimpinan pusat GP Ansor. Padahal Konferwil GP Ansor Jatim diikuti banyak calon ketua karena Jawa Timur memiliki kader-kader muda yang hebat.


"Ya anehlah kalau sampai muncul calon tunggal. Seharusnya tidak ada itu monopoli kepemimpinan," tegas Hadinudin, Kamis (21/3).

Menurut Hadinudin sebagai Banom NU yang mewadahi kelompok kelompok intelektual muda  NU baik itu dari pesantren dan non pesantren, selalu menumbuhkan iklim demokrasi.

"Kalau ada calon ketua yang kemudian menutup kesempatan calon lain untuk bisa maju, itu jelas sesuatu yang kurang pas. Selama memang seseorang bisa ikut kontestasi ketua Ansor Jatim, dia memenuhi syarat sesuai AD/ART maka harus diberi kesempatan untuk maju, jangan dihalangi," lanjutnya.

Di Ansor, lanjut Hadinudin, tidak ada yang namanya monopoli kepemimpinan, atau monopoli kekuasaan. Politisi Gerindra Jatim ini meyakini di setiap cabang punya kriteria sendiri sendiri siapa yang dinilai layak memimpin Ansor Jatim. Dan Ansor Jatim ini gudangnya kader intelektual, apalagi Jatim adalah sentral kekuatan NU.

"Jadi tidak tertutup kemungkinan kader kader Ansor di Jatim yang sebenarnya ingin maju untuk ikut dalam kontestasi ini. Kita tunggu saja dinamika politik di tubuh Ansor," terangnya.

Bagaimana dengan calon yang berupaya memunculkan calon tunggal dalam Konferwil Ansor Jatim mendatang.

"Ya gak apa apa, sah sah saja dalam berpolitik, cuma jangan memaksa dan melakukan tekanan tekanan pada cabang," imbuhnya.

Banyak kader Ansor yang berlatar belakang cukup tinggi hingga doktor atau berlatar belakang pondok besar. Maka itu, kata pria yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim ini mengatakan, mereka yang mau maju sebagai calon ketua Ansor harusnya memenuhi syarat mutlak sebagai pemimpin Ansor.

Pertama, memiliki kualifikasi intelektual yang tinggi, karena kader kader Ansor Jatim sangat hiterogen.

Kedua, dia harus memiliki tingkat kemampuan dan pemahaman keagamaan yang bagus dan kuat, karena Ansor adalah penghasil embrio mungilnya tokoh agama, atau kyai besar. Salah satunya bisa baca dan memahami isi kitab kuning. Dan memiliki jaringan networking yang bagus.

Ketiga, mampu menimbulkan entrepreneurship membangun kemandirian Ansor sehingga bisa bekerja dan bergerak dengan mandiri tanpa menunggu support dan bantuan anggaran dari orang lain.

"Yang paling penting nantinya ketua Ansor Jatim harus independen dan netral. Dan kalau dia merasa diatasi angin, merasa kuat, merasa memenuhi syarat ngapain harus memaksa adanya calon tunggal?" pungkasnya.

Seperti diketahui, sampai hari ini, sebenarnya ada dua nama yang bakal maju sebagai ketua GP Ansor Jatim dalam Konferwil yang bakal digelar usai Pilpres nanti. Yakni Ketua GP Ansor saat ini, Gus Abid Umar dan Ketua PC Ansor Tuban Syafik Syauqi.

Namun sejauh ini, hanya nama Gus Abid umar saja yang sudah muncul dan menggalang dukungan. Sedangkan Gus Syauqi yang juga anak bupati Tuban Nur Huda, belum melakukan upaya keseriusan untuk maju di Konferwil nanti.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news