Konflik dan polarisasi kader jelang musyawarah nasional (Munas) di awal Desember 2019 Partai Golkar adalah satu kewajaran. Bahkan konflik tersebut akan berakhir di Munas.
- Soal Kapal Selam Nuklir Australia, Komisi I DPR Minta Pemerintah Indonesia Proaktif Sikapi Aliansi Militer AUKUS
- Cegah Polarisasi Pemilu, PKS Usulkan Paslon Lebih dari Dua
- Digelar Di Jombang, 45 Pengurus Cabang Dipastikan Hadir Dalam Konferwil PWNU Jatim
"Konflik internal selalu ada, juga di Golkar, apalagi faksi. Ada kalanya kita berbeda ada kalanya kita bersama," ujar Fahmi di Jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (19/11).
Fahmi menyebut, catatan Partai Golkar jelang Munas yang pernah terjadi adalah siapa punya uang dia punya dukungan. Hal ini yang tidak dia harapkan terjadi pada Munas mendatang.
"Menjelang Munas itu yang dihitung bukannya pandangan, tapi malah dananya. Ini memang kurang sehat, ini persoalan berat bagi partai," jelasnya.
Meski begitu, ayah kandung senator Fahira Idris ini meyakini bahwa kader Partai Golkar sudah dewasa. Sehingga, semua konflik akan selesai dengan baik saat Munas digelar.
"Saya yakin konflik di Munas akan berakhir, santai santai aja," demikian Fahmi.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengamat: Secara Tersirat Jokowi Dukung Ganjar di Pilpres 2024
- Sembilan Orang Bisa Ubah Indonesia, Mengapa Mereka Belum Dapat Hidayah?
- 176 Bacaleg DPRD Jember Terancam Dicoret Peserta Pemilu 2024 Karena TMS