Closing statement calon wakil presiden Sandiaga Uno dalam debat ketiga Pilpres 2019 yang mencabut Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik dari dalam dompet, menegaskan bahwa KTP-el merupakan kartu super canggih yang sudah memiliki chip dan teknologi sesuai dengan revolusi industri 4.0.
- Rachel Vennya Tidak Dipenjara, Ketum PA 212 Sebut Itulah Hukum di Negeri Ini!
- Pernyataan Prabowo Soal Haus Kekuasaan Menyindir Jokowi?
- Gus Muhaimin Sebarkan Puluhan Hewan Kurban di Probolinggo dan Pasuruan
"Sebab e-KTP itu adalah tepat dan lebih rasional dibanding hanya bagi-bagi kartu sebagaimana yang dilakukan petahana selama ini,†kata Fahri dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (18/3).
Kegagalan petahana, menurut Fahri adalah gagal selesaikan konsep SIN (single identity number) yang telah dimulai sejak UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan, yang kemudian diperbaharui tahun 2013.
"Cetak kartu hanya menambah anggaran yang tak perlu. Kartu Pra Kerja kan konsep dan implementasinya sudah ada semenjak zaman Pak SBY. Jadi, menurut saya solusi Sandiuno itu, langsung masuk jantung persoalan," katanya.
Seharusnya, sambung Fahri, seluruh hak dan keperluan rakyat tercakup dalam sebuah kartu yang telah dirancang secara elektronik, berlaku secara nasional dan menjadi jaminan bagi semua hak rakyat sejak hak pilih, kesehatan, subsidi, tenaga kerja, dan lain-lain.
"Ini cukup! Semoga saat menang nanti, Prabowo dan Sandiuno prioritaskan penyelesaian Kartu Pamungkas e-KTP sebagai dasar semua pelayanan kepada masyarakat Indonesia di seluruh dunia," ucap inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) itu.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sekjen PDIP Tegaskan Keputusan Jokowi Tambah Kursi Wamen Bukan Bagi-bagi Jabatan
- Musim Hujan Logistik Pemilu Rentan Rusak, Bawaslu Minta Panwascam Lakukan Pengawasan
- Berkat Jasanya, Nakes Honorer Sepatutnya Diangkat Jadi ASN