Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah fokus mengantisipasi penyakit gagal ginjal misterius yang telah menjangkit 131 anak di Indonesia.
- Kemeriahan Karnaval Budaya Tutup Rangkaian Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya
- Hari Kedua Ladies Program APEKSI, Istri Kepala Daerah Antusias Belajar Meracik Rujak Cingur di Surabaya
- Dari Surabaya untuk Indonesia, Munas APEKSI 2025 Tegaskan Komitmen Pemerataan Pembangunan
Pihaknya pun segera berkoordinasi dengan seluruh layanan fasilitas layanan kesehatan di Kota Pahlawan untuk melakukan antisipasi pencegahan penyakit tersebut.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa di Kota Surabaya belum tercatat adanya pasien anak - anak yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius.
Nantinya, apabila ditemukan adanya kasus tersebut, maka akan segera dilakukan penanganan perawatan di RSUD Dr. Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
“Di Surabaya belum ada. Semoga di Surabaya tidak ada, karena kita sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya kita lakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH, kita khususkan kalau ada yang sakit langsung kita masukkan (rawat),” kata Wali Kota Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/10).
Ia menerangkan, jika terdapat penemuan kasus tersebut maka jaminan biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya telah ditanggung oleh Pemkot Surabaya melalui program Universal health Coverage (UHC).
Yakni, kerjasama Pemkot Surabaya dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.
“Surabaya sudah memiliki BPJS melalui program UHC, artinya sudah ditanggung semua. Pembiayaan untuk cuci darah dapat dicover dengan BPJS, kalau itu sudah KTP Surabaya maka itu gratis,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Terpilih Kembali Sebagai Ketua APEKSI 2025-2030, Eri Cahyadi Siap Selaraskan Program Daerah dengan Pemerintah Pusat
- Kemeriahan Karnaval Budaya Tutup Rangkaian Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya
- Hari Kedua Ladies Program APEKSI, Istri Kepala Daerah Antusias Belajar Meracik Rujak Cingur di Surabaya